bdadinfo.com

Begini Asal-Usul Nama Hari dalam Weton, Ada Pengaruh Islam dan Mitos Jawa - News

Ilustrasi kalender dan perhitungan Jawa atau weton (PIXABAY/tigerlily713)

- Dalam perhitungan kalender Jawa atau weton, terdapat nama-nama hari yang berbeda dengan nama hari yang kita kenal.

Hal tersebut tidak terlepas dari sejarah panjang masyarakat Jawa sebelum weton digunakan untuk menentukan hari yang dinilai baik.

Orang Jawa pada masa pra Islam mengenal pekan yang lamanya tidak hanya tujuh hari saja, tetapi dari 2 sampai 10 hari.

Baca Juga: Komentar Alvaro Bautista dan Michael Rinaldi Setelah Mencoba Panigale V4R Model Baru di Jerez

Pekan-pekan ini disebut dengan nama-nama dwiwara, triwara, caturwara, pancawara, sadwara, saptawara, astawara dan sangawara.

Saat ini siklus yang masih digunakan adalah saptawara (siklus tujuh hari) dan pancawara (siklus lima hari). Sementara yang lain masih dipakai di Pulau Bali dan di masyarakat Tengger.

Muhammad Sholehuddin dan Siti Tatmainul Qulub, peneliti dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya menjelaskan dalam jurnalnya “Al-Falaq” yang berjudul Kesesuaian Kalender Jawa Islam dengan Kalender Hijriyah, nama hari dalam perhitungan saptawara berawal dari kebijakan Sultan Agung, Raja Mataram Islam.

Sultan Agung memimpin Kerajaan Mataram Islam (tahun 1613-1645).

Dalam masa jabatan tersebut, hampir semua perikehidupan masyarakat Jawa, khususnya tata laku budaya, berpatok pada sistem penanggalan.

Baca Juga: Mudah! Ini Cara Download Video Tiktok Tanpa Watermark di iPhone Pakai Snaptik, Tak Perlu Instan Aplikasi

Sultan Agung berusaha menanamkan ajaran Islam di Pulau Jawa. Salah satu caranya dengan membuat ketetapan untuk mengganti penanggalan Saka.

Kalender Saka yang berbasis pada perputaran matahari (solar system) disesuaikan dengan kalender Islam yang berbasis pada perputaran bulan (lunar system) pada tahun 1633 Masehi.

Meski terdapat penyesuaian tersebut, angka tahun dari kalender Saka tetap diteruskan. Sehingga tahun 1555 Saka pada waktu itu angkanya diteruskan dan diganti dengan tahun 1555 Jawa.

Hingga saat ini, awal tahun baru kalender Islam Jawa selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat