- Dalam sebuah atraksi menakjubkan, penari-penari saman duduk bersimpuh mengenakan seragam warna-warni.
Dalam ritme yang perlahan, mereka memulai serangkaian tepukan tangan, dada, dan paha.
Dengan perubahan posisi tubuh yang sinergis, mereka membungkuk, miring, dan bergerak seiring dengan temponya yang semakin cepat.
Inilah yang membawa kehidupan dalam pertunjukan tari saman, selalu memikat hati penonton dengan harmoni dan kerjasama yang luar biasa.
Tari saman, sebuah peninggalan budaya dari Aceh, mampu menjalin jembatan antara tradisi dan spiritualitas.
Asalnya terletak di dataran tinggi Gayo, tarian ini muncul dari kreativitas Syekh Mohammad as-Samman pada abad ke-17 Masehi.
Syekh Samman memilih seni sebagai sarana untuk mengajarkan tasawuf, ajaran mendalam Islam, yang ia sampaikan melalui puisi pujian kepada Allah dan Nabi Muhammad.
Dalam penyusunan kata dan gerakan tubuh, ia memadukan elemen-elemen untuk memberikan pengalaman tak terlupakan.
Tasawuf, sebagai bentuk penghayatan mendalam Islam, menemukan ungkapan yang menawan melalui tarian saman.
Baca Juga: Tari Energetik Legenda Danau Ranau, Menghidupkan Kembali Kisah Mistis Sumatera Selatan
Dalam kelompok tarekat yang dipimpin oleh Syekh Samman, gerakan-gerakan yang unik seperti menepuk-nepuk tubuh memiliki latar belakang yang kaya.
Tradisi Melayu kuno, termasuk menepuk tangan, menyatu dengan ajaran Islam yang diperkenalkan oleh Syekh Samman.