- Tanjung Morawa adalah salah satu kecamatan di Sumatera Utara yang mengalami perkembangan yang cukup pesat, letaknya strategis di tepi jalan lintas Sumatera dan bersebelahan dengan Kota Medan.
Penduduk yang bertempat tinggal di Tanjung Mowara adalah suku sangat Karo, Heterogen, Batak, Jawa, Melayui, Mandailing, Tionghoa, dan Banten.
Ratusan tahun yang lalu, Tanjung Mowara hanya sebuah kampung kecil di tepi Sungai Belumei.
Baca Juga: Cocok Dibawa Pulang! Deretan Oleh-oleh Khas Provinsi Riau yang Unik, Kedondong ‘Disulap’ Jadi Dodol
Dari kampung yang kecil dan letak yang strategis terdapat beberapa suku, ternyata memiliki legenda asal mula Tanjung Morawa, berikut ini kisahnya.
Terdapat sebuah desa bernama Kampung Pematang Panjang yang terletak di tepi sungai Blumei.
Sungai itu adalah sarana lalu lintas yang menjadi penghubung pusat perdagangan di daerah Rantau Panjang di tepi pantai arah Kampung Talun Kenas berada di hulu Sungai Blumei.
Menurut warga Kampung Talun Kenas yang memiliki suku Karo jika melakukan jual-beli ke Pasar Rantau Panjang.
Dalam perjalanan pergi pulang selalu mampir dan istirahat di Kampung Pematang Panjang Tanjung.
Tanpa alasan yang pasti, pada suatu hari sedang terjadi kesalahpahaman antara beberapa warga Kampung Talun Kenas dengan beberapa orang Kampung Pematang Panjang.
Namun, kesalahpahaman itu tidak mampu untuk dihentikan sampai berujung dengan perperangan.
Masyarakat Kampung Talun Kenas kalah dan Kampung Talun Kenas melapor peristiwa ini kepada kepala kampung.