bdadinfo.com

Menguak Jejak Silek Harimau, Beladiri Mematikan Warisan Raja Minang - News

Ilustrasi pendekar Silek Harimau dari tanah Minang, Sumatera Barat (Foto: Wikipedia)

News.COMSilat adalah satu hal yang wajib dimiliki oleh orang Minang. Di tanah Sumatera Barat, ilmu bela diri itu dikenal dengan sebutan Silek Harimau, yang artinya Silat Harimau.

Konon, teknik atau jurus yang dilancarkan sangat mematikan bagi lawan. Penasaran seperti apa awal terbentuknya silat tersebut dan apa saja kelebihannya? Simak ulasan berikut ini.

Sesuai namanya, Silek Harimau memang memiliki gerakan yang digunakan menyerupai teknik dan filosofi harimau, hewan buas yang terkenal sebagai Raja Rimba.

Data yang dihimpun menyebutkan, Silek Harimau memiliki teknik gesit dan gerakan yang begitu indah namun mematikan.

Baca Juga: Didesak Perwira TNI, Polri Janji Bentuk Timsus Usut Kematian Akseyna UI

Yup, sederet jurus atau teknik yang dilancarkan oleh para pendekar Silek Harimau dipercaya dapat melumpuhkan musuh dengan sangat cepat.

Jurus atau gerakan yang dilancarkan itu terkenal cukup menyakitkan, maka tak heran jika serangannya mampu membuat lawan tak berkutik dan hanya bisa merebah di bawah dengan tubuh yang tidak bisa melawan balik.

Tak hanya itu saja, Silat Harimau juga menggunakan cakar sebagai senjata untuk menyerang lawan, layaknya harimau.

Jurus cakaran biasanya mengarah ke titik rawan, seperti bagian leher, muka dan bagian vital dari lawan. Teknik ini menjadi ciri khas yang tidak ada pada silat lainnya.

Sejarah Silek Harimau

Dikuti dari wikipedia, Silek Harimau lahir pada zaman kerajaan. Awalnya, silat mematikan itu hanya diajarkan ketika hendak perang saja dan hanya dipakai oleh para pengawal Istana.

Menurut informasi, silat dengan gaya harimau itu pertama kali tercipta di daerah Pariangan, pada tahun 1119 oleh Datuk Suri Dirajo.

Baca Juga: Sebut PSI Caper Usung Ganjar, Rocky Gerung: Permainan Anak Kecil  

Kala itu, Datuk Suri Diarjo melatih para pasukan kerajaan dengan berbagai gaya silat yang berbeda-beda, karena pada zaman dahulu, para pasukan silat sering menghadapi pertempuran satu lawan satu, satu lawan tiga, atau satu lawan empat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat