bdadinfo.com

Dampak Depopulasi, WNI di Jepang Sebut Murid Baru TK Hanya Berjumlah 2 Anak - News

Depopulasi Jepang (Freepik)

– Seorang wanita asal Indonesia yang tinggal di Jepang bernama Muti membagikan pengalamannya tentang penerimaan anaknya di sebuah TK.

Di postingan Instagramnya, @mutilanov mengatakan bahwa hanya terdapat dua siswa baru di salah satu TK di Jepang pada April 2023, salah satunya adalah anaknya.

Hal ini diakibatkan oleh masalah depopulasi atau berkurangnya tingkat populasi yang telah melanda Jepang di beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Ini Alasan Mahasiswi Harvard University Asal Jawa Timur Kagum dengan Budaya Kuliah Luar Negeri

Dengan lebih dari 125 juta pendudukdi 2023, populasi Jepang diperkirakan akan terus turun mencapai hanya 50 juta orang pada tahun 2100.

Penyebab utamanya merupakan angka kelahiran bayi yang kian anjlok. Menurut statistik yang dirilis oleh pemerintah Jepang, pada 2022 hanya ada 799.729 bayi yang terlahir, berkurang 5,1% dari tahun sebelumnya.

Angka tersebut terasa sangat kontras jika dibandingkan dengan Indonesia, yang diperkirakan tiap harinya ada sekitar 17 ribu bayi yang lahir atau sekitar 6 juta per tahunnya.

Baca Juga: Hari Buruh: Mengenang 20 Tahun Tragedi Marsinah, sang Karyawan Pabrik yang Berani Ancam Gugat Militer

Rendahnya kelahiran bayi itu menyebabkan banyak sekolah berhenti beroperasi karena kekurangan murid. Dicatat dari 2002 sampai 2020, kurang lebih 9 ribu sekolah tutup permanen.

Muti pada postingannya juga mengatakan bahwa setiap tahunnya ada 450 sekolah yang harus tutup karena masalah penurunan murid tersebut.

Ibu satu anak yang tinggal di Pulau Honshu itu pun harus menyekolahkan anaknya di tempat yang lumayan jauh dari rumahnya karena tidak ada TK terdekat yang buka.

Penurunan angka kelahiran ini tentunya didukung oleh beberapa faktor lain. Salah satunya adalah naiknya usia menikah.

Berbeda dari dulu, banyak warga Jepang yang memilih menikah di usia yang lebih tua. Dibanding dengan tahun 1995, rata-rata usia menikah di Jepang meningkat.

Di 1995, angka tersebut berada di angka 28,5 untuk laki-laki dan 26,3 untuk perempuan. Namun, pada 2019, rata-ratanya naik menjadi 31,2 dan 29,6.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat