bdadinfo.com

12 Ulama Kondang Asal Sumatera Barat yang Dikenal Sepanjang Masa - News

12 Ulama Kondang Asal Sumatera Barat yang Dikenal Sepanjang Masa

 - 12 Ulama Kondang Asal Sumatera Barat yang Dikenal Sepanjang Masa. Memang Setiap daerah pasti memiliki tokoh keagamaan begitu pula dengan sumatera barat banyak tokoh ulama yang berasal dari Ranah Minang.

Redaksi kali ini kita akan membahas tentang ulama yang berasal dari Minangkabau siapa saja 12 Ulama Kondang Asal Sumatera Barat yang Dikenal Sepanjang Masa sebagai berikut:

1. Buya Hamka

Deretan Ulama Terkenal Asal Sumatera Barat yang Terkenal di Indonesia, Siapa Sangka UAS Keturunan Minangkabau
Deretan Ulama Terkenal Asal Sumatera Barat yang Terkenal di Indonesia, Siapa Sangka UAS Keturunan Minangkabau

Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo, populer dengan nama penanya Hamka adalah seorang ulama, filsuf, dan sastrawan Indonesia. Ia berkarier sebagai wartawan, penulis, dan pengajar.

Baca Juga: 7 Ulama di Indonesia Berdarah Minang, Berikut Profil dan Kiprahnya: Ada yang Berperan di Dunia Pendidikan!

Abdul Malik, nama kecil Hamka, lahir pada 17 Februari 1908 [Kalender Hijriyah: 14 Muharram 1326] di Tanah Sirah, kini masuk wilayah Nagari Sungai Batang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Ia adalah anak pertama dari empat bersaudara pasangan Abdul Karim Amrullah "Haji Rasul" dan Safiyah.

Adik-adik Hamka bernama: Abdul Kuddus, Asma, dan Abdul Mu'thi. Haji Rasul menikahi Safiyah setelah istri pertamanya, Raihana yang merupakan kakak Safiyah meninggal di Mekkah

Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo, populer dengan nama penanya Hamka (17 Februari 1908 – 24 Juli 1981) adalah seorang ulama, filsuf, dan sastrawan Indonesia. Ia berkarier sebagai wartawan, penulis, dan pengajar.

Baca Juga: Ulama Asal Sumbar, Salah Satu Tokoh Penyebar Agama Islam yang Juga Pernah Jadi Imam di Mekkah

Ia sempat berkecimpung di politik melalui Masyumi sampai partai tersebut dibubarkan, menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama, dan aktif dalam Muhammadiyah hingga akhir hayatnya.

Universitas al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia menganugerahkannya gelar doktor kehormatan, sementara Universitas Moestopo mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untuk Universitas Hamka milik Muhammadiyah dan masuk dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia.

Dibayangi nama besar ayahnya Abdul Karim Amrullah, Hamka remaja sering melakukan perjalanan jauh sendirian. Alih-alih menyelesaikan pendidikannya di Thawalib, ia merantau ke Jawa pada umur 16 tahun.

Selang setahun, ia pulang membesarkan Muhammadiyah di Padang Panjang. Pengalaman ditolak sebagai guru di sekolah milik Muhammadiyah karena tak memiliki ijazah dan kemampuan berbahasa Arabnya yang terbatas mendorong Hamka muda pergi ke Makkah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat