bdadinfo.com

Sosok Syekh Abdurrauf bin Ali al Fansuri Ulama Paling Termasyur di Kesultanan Aceh - News

Sosok Syekh Abdurrauf bin Ali al Fansuri Ulama Paling Termasyur di Kesultanan Aceh

- Seperti tampak dari gelarnya Syekh Abdul Rauf lahir di singkel yang kini merupakan sebuah kecamatan di Aceh bagian selatan Nama lengkapnya adalah Abdul Rauf bin Ali Al Jawi alfansuri

Kesusastraan melayu klasik 2011 menyebutkan riwayat hidup tokoh tersebut tidak banyak terekam dalam beragam historiografi yang sampai pada abad modern sepanjang yang diketahui Ayahanda Abdul Rauf bernama Syekh Ali seorang ulama Arab sementara itu ibundanya adalah seorang perempuan lokal dari Desa Fansur Barus.

Barus termasuk dalam golongan kota-kota kuno yang terkenal di seluruh dunia pamornya terbangun berkat kekayaan hasil buminya seperti kamper kemenyan dan emas.

Baca Juga: Menelusuri Jejak Asal Usul Suku Minangkabau Sumatera Barat, Siapakah Sosok Nenek Moyangnya?

Bahkan seperti dijelaskan Prof Abdul Hadi WM dalam Cakrawala budaya Islam 2016 pembuatan mumi Firaun pada zaman Mesir kuno memakai kamper dari baru bagi para pemerhati sejarah Melayu Islam

Daerah ini juga dikenal melalui riwayat tokoh-tokoh keagamaan dari abad ke-16 dan ke-17 masehi selain Syekh Abdul Rauf nama-nama yang terkemuka antara lain Hamzah Fansuri, Alif Fansuri Hasan Fansuri dan Abdul Jamal Soleh kutu Henna.

Dalam historiografi haji Indonesia 2007 menggolongkan Syekh Abdul Rauf ke dalam kelompok Haji perantau penuntut ilmu pada masa mudanya Abdul Rauf pertama-tama belajar agama dan bahasa Arab dari ayahnya sendiri.

Baca Juga: Kaget! Ini 25 Kabupaten Kota Terkaya di Pulau Sumatera ini Banyak dari Riau, Sumbar Nomor Berapa?

Selanjutnya dia pergi ke Fansur dan Banda Aceh untuk meneruskan pendidikan tidak diketahui dengan pasti siapa saja gurunya di kota-kota tersebut satu hal yang pasti Aceh pada saat itu dipimpin Sultan Iskandar Muda tahun 1607 sampai tahun 1636 masehi.

Kesultanan ini melindungi perkembangan pemikiran Islam yang cenderung heterodox seperti dicetuskan Hamzah Fansuri atau Syamsudin as Sumatrani

Pada 1642 Abdul Rauf berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji sekaligus meneruskan pengembaraan intelektualnya Putu Henna menyebutkan duha sebuah kota pesisir di Teluk persia menjadi tempat ulama Aceh itu.

Memulai studinya salah seorang gurunya bernama Abdul Qodir Al Maurin selanjutnya dia pergi ke Yaman untuk menimba ilmu di dua lembaga pendidikan terpenting saat itu.

Bait Al Faqih dan zabid beberapa gurunya di Bait al Faqih adalah pakar Hadid dan fiqih Ibrahim bin Abdullah bin jaman dan Ishak bin Muhammad bin jaman Adapun di zabid alim ulama yang mempengaruhinya antara lain abdurahin bin As Siddiq alhazh Amin bin As Siddiq dan Abdullah bin Muhammad Al Adnan.

Abdul Rauf juga menunjukkan minatnya mempelajari tasawuf untuk mendalami Tarekat Naqsyabandiyah dia berguru pada Muhammad Abdel

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat