bdadinfo.com

Kepala BNPT Ungkapkan Penyebab Ratusan Napi Kasus Terorisme Gagal Dideradikalisasi - News

Densus 88 tangkap diduga teroris di Sumut (IST)

- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol.) Boy Rafli Amar, mengungkapkan jika dari ribuan eks narapidana terorisme (Napiter), ratusan diantaranya kembali menjadi residivis kasus terorisme.

Hal itu diungkapkan Boy di Jakarta, Senin, 13 Februari 2023, seperti dikutip dari laman polri.go.id.

Menurut Boy, kegiatan deradikalisasi telah dilakukan di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). BNPT, katanya, telah melakukan 355 kegiatan deradikalisasi terhadap 475 napiter yang tersebar di 62 lapas dan satu Lapas khusus teroris kelas IIB di Sentul, Jawa Barat.

Baca Juga: Nggak Cuma Nangkep Teroris, Ini Tugas Lain Densus 88 yang Jarang Diketahui

Selain itu, Boy menambahkan jika kegiatan deradikalisasi terhadap napiter juga telah dilakukan Lapas. Namun, mereka tetap memegang teguh kepercayaan mereka. Di luar lapas, BNPT, menurutnya telah melaksanakan kegiatan deradikalisasi terhadap 1.192 orang atau kelompok orang eks napiter. Dari total eks napiter, Boy berujar, yang terindikasi sejumlah 1.036, sebanyak 116 (eks napiter) kembali menjadi residivis kasus terorisme.

"Dari data tersebut, 19 orang masih berada di dalam Lapas," ujarnya.

Satu dari beberapa eks napiter yang kembali menjadi residivis kasus terorisme, kata Boy adalah Agus Sujatno, pelaku bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, pada 7 Desember 2022 lalu.

Baca Juga: Densus 88 Ternyata Pernah Kasih Tugas Penting ke Eks Napi Teroris di Sekolah, Nih Buktinya

"Kami tentu tidak ingin aksi bom bunuh diri ini terjadi kembali," katanya.

Oleh karena itu BNPT berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan terhadap eks narapidana terorisme.

"Khususnya yang berstatus masih merah," ujarnya.

Baca Juga: Ini Peran AF, Teroris JI yang Digulung Densus 88 di Lampung Utara

Diantara para eks napiter yang keluar dari lapas, diungkapkan Boy, tidak semuanya telah berikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menyesali perbuatannya. Hal itu menurutnya menjadi tantangan bagi BNPT ke depan.

"Setidak-tidaknya dalam data kami sekitar 80 persen adalah bagian dari mereka-mereka yang masih bersikukuh dengan pendiriannya, dengan ideologinya, " katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat