bdadinfo.com

Legenda Rakyat Sumatera: Cerita Ompung Silamponga dan Asal Mula Nama Lampung, Ada Kaitannya dengan Danau Toba - News

Ilustrasi Kisah Ompung Silamponga dan Lampung (YouTube Dongeng Kita)

- Mitos dan legenda cerita rakyat Indonesia tidak habisnya. Hampir setiap daerah memiliki kisahnya masing-masing. Tak terkecuali dengan rakyat Sumatera.

Kisah yang melegenda ada Malin Kundang dan Siti Nurbaya dari Sumatera Barat. Masih di daratan Sumatera, tahukah anda tentang legenda asal usul nama Lampung?

Kisah ini adalah awal mula Lampung mendapatkan namanya dan ceritanya berkaitan dengan peristiwa meletusnya Gunung berapi dan membentuk danau besar yang kini disebut danau Toba. Unik, kan?

Baca Juga: Bisa Menampung 2000 Orang, Gedung Poltek Negeri Padang Diharapkan Bisa jadi Wadah Potensi Generasi Muda

Nah, berikut ini adalah kisah dari asal mula nama Lampung dan sosok Ompung Silamponga yang berkaitan dengan terbentuknya danau Toba. Simak ceritanya di bawah ini:

Menurut legenda, terdapat sebuah perkampungan di wilayah Tapanuli yang terdampak letusan hebat yang membuat warganya menjadi korban.

Masyarakat yang selamat dari letusan gunung berapi yang dahsyat itu melarikan diri ke pesisir pantai dan pergi menjauhi daratan lalu berlayar dengan rakit seadanya.

Baca Juga: Kenapa Atap Rumah Gadang di Sumatera barat Berbentuk Runcing? Ini Cerita dan Asal-Usulnya

Letusan gunung berapi ini adalah peristiwa meletusnya gunung Toba yang menjadi cikal bakal terbentuknya danau Toba yang merupakan danau vulkanik terbesar di dunia.

Kembali ke cerita, orang-orang yang berbondong-bondong menyelamatkan diri dengan rakit ke lautan ini salah satunya adalah empat laki-laki bersaudara.

Mereka adalah Ompung Silamponga si anak sulung, lalu ada Ompung Silitonga, Ompung Silaitoa, dan si anak bungsu Ompung Sintalanga.

Baca Juga: Kisah Legenda Sidang Belawang di Bumi Lampung, Ketabahan yang Membuahkan Hasil

empat bersaudara ini berlayar dengan rakit yang seadanya ini mengarungi perairan pesisir barat Pulau Sumatera dengan barang bawaan dan makanan yang tidak memadai.

Beberapa kali dalam satu waktu, rakit tersebut menepi ke daratan dan mengambil perbekalan yang bisa dijadikan untuk makanan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat