bdadinfo.com

Ini Deretan Isu Menonjol di Piala Dunia Qatar - News

Alasan Qatar larang bendera LGBT di Piala Dunia 2022 (Pixabay.com/arapekos_photography)

- Piala Dunia 2022 yang kini diselenggarakan di Qatar masih terus menuai kontroversi termasuk terkait isu LGBT.

Namun selain LGBT terdapat isu-isu lainnya yang menjadi sorotan dalam penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar tersebut.

Qatar yang menjadi tuan rumah dalam Piala Dunia 2022 merupakan salah satu negara di Timur Tengah dengan mayoritas penduduk beragama Islam.

Baca Juga: DPR RI dan Pemerintah Mulai Bahas Revisi RUU KSDAHE

Tak heran dalam penyelenggaran Piala Dunia 2022, Qatar tetap memegang kuat prinsip syariat Islam yang menjadi landasan negaranya.

Salah satu kontroversi panas adalah tentang LGBT, yang mana Qatar secara terang tidak mengakui atau mengamini eksistensi kelompok tersebut karena dinilai bertentangan dengan nilai atau hukum Islam.

Hal demikian yang nampak dari adanya pelarangan penggunaan atribut yang berkaitan dengan kelompok LGBT selama pertandingan berlangsung.

Akan tetapi kontroversi Piala Dunia 2022 tidak hanya berhenti disitu, nyatanya masih banyak isu atau skandal lainnya yang juga masih menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat dunia hingga saat ini -yakni terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), korupsi dan pembatasan alkohol.

Baca Juga: Ketika Surat Al Hujurat Perkuat Qatar Tolak LGBT di Piala Dunia 2022

Sebagaimana yang dilansir dalam Reuters.com menyebutkan bahwa kontroversi Qatar dalam Piala Dunia 2022 mencakup beberapa isu diantaranya terkait LGBT dan hak perempuan, pekerja migran, korupsi, dan pembatasan alkohol.

LGBT atau homoseksual di Qatar memang merupakan tindakan yang ilegal dan bertentangan dengan prinsip syariat Islam, untuk itu penggunaan atribut atau simbol yang berkaitan (misalnya bendera pelangi) juga dilarang selama pertandingan berlangsung.

Terlebih dengan adanya pernyataan Khalid Salman selaku duta Piala Dunia Qatar dan mantan pemain internasional yang menyebut bahwa homoseksual adalah kerusakan pikiran dan pengunjung yang hendak menyaksikan Piala Dunia agar menerima peraturan yang sudah ditentukan oleh Qatar.

Di mana berdasarkan laporan dari Amnesty, Reality Check 2021 dalam Reuters.com menyebutkan bahwa para pekerja migran yang ikut serta membangun infrastruktur untuk Piala Dunia dilaporkan mengalami penahanan upah dan mengalami penggantian pekerja.

Menanggapi hal demikian, pemerintah Qatar membantah jika pekerja imigran telah dijebak dan dieksploitasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat