bdadinfo.com

Misteri Keangkeran Rumah Sakit Tua Tembakau Deli Icon Kejayaan Kota Medan Aura Negatif Menyelimuti Alam Sekitarnya (Bagian. 1) - News

Misteri Keangkeran Rumah Sakit Tua Tembakau Deli di mana sejarah perkebunan Deli dimulai ketika langkah kerja Jacobus Nienhuys dan para pionir pengusaha perkebunan pertama kali menggarap atau membuka wilayah perkebunan di Sumatera Utara.

- Misteri Keangkeran Rumah Sakit Tua Tembakau Deli di mana sejarah perkebunan Deli dimulai ketika langkah kerja Jacobus Nienhuys dan para pionir pengusaha perkebunan pertama kali menggarap atau membuka wilayah perkebunan di Sumatera Utara.

Menurut Kepala Pusat Studi Sejarah UNIMED, Ichwan Azhari mengatakan sejak awal dimulainya perkebunan, menunjukkan kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat di mana pada tahun 1864 produksi tembakau telah meledak di pasaran Eropa.

Pada saat itu, dengan meminjam istilah Karl J. Pelzer (1976), Deli dikenal sebagai ’Dollar Land’ dengan predikat sebagai penghasil daun pembungkus cerutu terbaik dunia mengalahkan tembakau dari Brazil dan Cuba.

Baca Juga: Petugas Terjatuh Dari Pintu Pesawat, BPJS Ketenagakerjaan Tanggung Seluruh Biaya Perawatan

"Usaha Jacobus Nienhuys terus berkembang dan pada tahun 1869, Nienhuys mendirikan Deli Matschapaij, suatu badan usaha yang membawahi sekitar 75 daerah perkebunan di Sumatra Timur yang berasal dari usahawan mancanegara seperti Jerman, Inggris, Swiss, Belgia dan Amerika," terang Ichwan Azhari.

Pada tahun 1870 Deli Matschapaij memindahkan kantornya dari Labuhan ke Medan tepatnya di Jalan Tembakau Deli Sekarang. Rumah Sakit pertama milik Deli Maastchappij dibangun disebelah kantor Deli Planters Vereenging (D.P.V) pada tahun 1871 (Sekarang milik Rumah Sakit PTP II Jalan Putri Hijau) awalnya pada tahun 1871. Dokter yang pertama sekali bertugas adalah dr.H.Sanders Eza.

"Pada waktu itu hanya menanggani sakit ringan saja. Apabila ada yang mengalami sakit berat terpaksa diangkut naik tongkang ke Penang. H.Ingerman Pada bulan Juli 1899, atas prakarsa H.Ingerman selaku Hoofdadministrator Deli Maatschappij 1897-1901 yang melakukan derma terhadap orang Belanda yang pernah tinggal di Medan. Dari hasil derma ini, ia mendapat uang sebesar Fl.15.000,- dari P.W.Janssen dan J.Nienhuys untuk membuka ruang operasi," ungkap Ichwan Azhari.

Karena biaya tidak cukup maka dipungut lagi sumbangan dari Firtz Meyer dari Zurich sebagai pemilik Perkebunan Namoe Terasi sebesar Fl.10.000,- ditambah sebidang tanah besar sebagai tempat untuk pembangunan Rumah Sakit tersebut.

Baca Juga: Satuan Waktu Hari, Minggu, Bulan dan Tahun, Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 2 Halaman 167 168 Subtema 4 Pembelajaran 1

Kemudian dipunggut pula sumbangan dari masyarakat lainnya sehingga jumlah mencapai Fl.7000,-. Setelah terkumpul maka dibangunlah Rumah Sakit tersebut.

Pada tahun 1901, Tuan Schmid selaku administrator Deli Batavia Maatschappij menyumbang untuk dibangun satu sayap dari bangunan besar itu untuk pasien-pasien yang menderita penyakit parah.

Pada awal pembangunan terdapat 8 buah ruangan dengan 5 orang perawat terlatihyang dipimpin oleh seorang wanita. Pimpinan Rumah sakit dipegang oleh seorang ketua (Presiden), seorang sekretaris yang harus dipegang oleh seorang dokter praktek,seorangn bendahara dan suatu dewan yang terdiri dari 5 orang anggota.

Pendapatan dari Rumah sakit itu terutama dari sumbangan-sumbangan dan kontribusi (iuran) dari 39 perusahaan, klab , baik di Jerman maupun Swiss dan minimum pembayaran Fl.2,50/bulan memberikan keringanan kepada yang mendaftar dan keluarganya untuk memperoleh hak khusus yaitu setelah dirawat sebulan, tarifnya dikurangi 20%.

"Ada beberapa contoh mata uang yang dahulu digunakan sebagai alat tukar perdagangan Tembakau Deli. Ada berupa uang berbahan logam dan ada juga berbentuk uang kertas," tegasnya.

Selain itu, Menurut Arkeolog asal Belanda Dirk A. Buiskool mengemukakan perubuhan RSU Tembakau Deli akan berdampak terhadap perekonomian Kota Medan dari sisi penurunan jumlah wisatawan asing yang melakukan kunjungan ke Kota Medan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat