bdadinfo.com

Fakta Mengenai Masjid Raya Medan, Salah Satu Objek Wisata di Sumatera Utara beserta Sejarah Pembangunan - News

Masjid Raya Medan (Twitter @zqhr)

- Masjid Raya Al – Mashunatau yang lebih dikenal nama masjid raya medan adalah salah satu masjid terbesar yang ada di sumatera utara dengan ini merupakan bagian dari kompleks istana maimun.

Masjid ini memiliki unsur arsitektur yang memadukan unsur timur tengah, india, dan spanyol. Masjid ini berbentuk segi delapan dan memiliki sayap di bagian selatan, timur, utara, dan barat.

Bila kita melihat sejenak, masjid ini merupakan salah satu ikon bagi kota medan dan sumatera utara yang memiliki kesamaan dengan bangunan masjid raya baiturrahman di banda aceh.

Baca Juga: Wow, Kadisdik Lima Puluh Kota Sumbar Asyik Bersama ASN Cantik 'Dangdutan' Pandai Memainkan Beragam Alat Musik

Masjid yang paling ikonik di posisi menghadap Jalan Sisingamangaraja, sedangkan jalan masjid raya berada pada bagian utara masjid. Lokasinya hanya berjarak 200 meter dari istana maimun dulunya merupakan istana kesultanan deli.

Mungkin kita perlu mempelajari bagaimana membangun tempat ibadah yang kelak menjadi salah satu destinasi tempat wisata religi bagi para pemeluk islam dari seluruh indonesia dan dunia.

Masjid raya medan dibangun pada masa kepemimpinan Kesultanan Deli tanggal 21 Agustus 1906, sehingga pembangunan ini memakan waktu sekitar 2 ½ tahun dalam pengerjaan yang ditanggung oleh Sultan Makmun Al – Rasyid Perkasa Alamsyah IX yang menjadi pemimpin sultan ketika itu.

Penamaan Ma'mun Ar – Rasyid untuk membangun masjid tersebut sesuai dengan prinsipnya bahwa itu harus lebih penting daripada istananya sendiri, istana maimun. Pembangunan masjid ini dibiayai oleh Kesultanan Deli, Deli Maatschappij, dan Tjong A Fie, pengusaha paling terkaya di Medan saat itu.

Baca Juga: Wabup Tanah Datar Richi Aprian Jadi Narasumber pada Rakor Penanggulangan Kemiskinan Sumbar

Untuk membangun masjid yang indah dan megah di kota medan, Sultan merasa “terpaksa” untuk memilih J.A. Tingdeman, seorang arsitek bangsa Belanda untuk memimpin pembangunan ini mengingat dulu belum ada satupun seorang arsitek yang berasal bangsa pribumi.

J.A. Tingdeman diberi kepercayaan untuk merancang dan mendekorasinya sehingga Masjid Al – Mashun tampak anggun. Jika melihat di dalam Masjid tersebut, kita akan menyaksikan kecantikan dan keindahan Masjid Raya Al-Mashun ini.

Seperti lantai masjid tersebut terbuat dari marmer dari Italia dan lampu kristal gantung yang langsung didatangkan dari Perancis. Bentuk kubah masjid mengadopsi desain ala mughal (India), begitu juga dengan mimbar yang digunakan pada saat hari Jumat dan Ramadhan yang juga memiliki seni bercorak dari India.

Seluruh pembangunan tersebut bisa diselesaikan pada tanggal 10 September 1909, dan ditandai dengan pelaksanaan shalat jumat pertama di masjid kota medan. Anggaran pembangunan secara keseluruhan adalah sekitar satu juta gulden Belanda (atau sekitar Rp8.336.800.000 Miliar pada tahun 2023).

Masjid ini pernah dijadikan sebagai salah satu simbol perjuangan Islam di medan dan sumatera utara dalam berjuang meraih kemerdekaan Indonesia dan menghadapi agresi militer Belanda hingga bisa kita menikmati tempat ibadah saat ini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat