bdadinfo.com

Datuk Perpatih Nan Sebatang, Pendiri Adat Minangkabau yang Mengajarkan Tentang Sistem Masyarakat Bermusyawarah - News

Datuk Perpatih Nan Sebatang, pendiri Adat Minangkabau tentang sistem masyarakat yang bermusyawarah (Alkisah Rakyat)

- Tidak ada yang dapat mengetahui secara detail bagaimana bisa orang-orang yang berasal dari suku terpisah, menyatu menjadi suatu kaum yang kita kenal sebagai Suku Minangkabau.

Mungkin ada beberapa cerita legenda yang bagi mereka yang hidup di zaman modern, hanyalah sebuah mitos dan juga khayalan semata yang tidak pernah ada, walaupun tak pernah terlihat.

Tetapi untuk tokoh yang satu ini, bisa dikatakan sebagai tokoh 'Pemersatu', bukanlah penemu atau pendiri akan terbentuknya suku Minangkabau di Sumatera Barat, yaitu Datuk Perpatih Nan Sebatang.

Baca Juga: Intip Momen Keseruan Kopassus dan Pasukan Khusus AS Latihan Menembak Bersama

Datuk Perpatih Nan Sebatang, adalah sosok yang legendaris dalam penyusun adat Minangkabau, dan beliau mendapatkan Gelar yang tertinggi dan setara tingkatan dengan Paduka Raja.

Gelar tersebut dinamakan, Datuak sebagai gelar untuk Paduka Raja yang berasal dari bahasa Minangkabau, sehingga beliau merupakan tokoh pemersatu yang jarang diketahui oleh generasi muda saat ini.

Datuk Perpatih Nan Sebatang, merupakan anak dari pasangan Cati Bilang Pandai dan Puti Indo Jelita, dia juga bersaudara dengan Datuk Ketumanggungan yang masih satu ibu tetapi beda ayah.

Baca Juga: 8 Danau Cantik Nan Mempesona di Sumbar, Nomor 4 Danau Terbesar Kedua di Pulau Sumatera

Gelar Datuk Perpatih Nan Sebatang, saat ini diabadikan menjadi nama sebuah jalan di Kota Solok, dan sekarang, konon karena tokoh ini sangat berjasa bagi masyarakat Solok di bidang pertanian.

Gelar tersebut, juga diturunkan oleh pemahaman yang beraliran Bodi Caniago, yaitu suatu metode ajaran yang ditanamkan dan ditegakkan oleh Masyarakat Minangkabau hingga saat ini.

Datuk Perpatih Nan Sebatang, membangun metode pemahaman bernama, Lareh Bodi Caniago yang merupakan sistem adat Minangkabau yang bertumpu kepada musyawarah dan mufakat.

Baca Juga: Yuk Mampir ke RM Lamun Ombak di Sumatera Utara, Rasa 100 Persen Otentik Khas Minang!

Ajaran ini Datuk Perpatih Nan Sebatang, berlaku di hampir seluruh wilayah penduduk Minangkabau, seperti di Kabupaten Luhak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Kerinci, Negeri Sembilan, dan sebagian di daerah selat Malaka.

Lareh Bodi Caniago, berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu, bodhi, catni, dan arga, yang artinya adalah puncak pemikiran yang gemilang, dan awal penyebaran sistem adat ini, di Limo Kaum, Kabupaten Tanah Datar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat