- Dua mantan penyidik senior KPK, Bambang Widjojanto dan Novel Baswedan ikut menyoroti isu skema konsorsium korupsi BTS Kemenkominfo.
Sebagaimana diketahui, isu itu sendiri telah ramai diperbincangkan publik setelah viral di media sosial.
Nah menurut mantan pimpinan KPK, Bambang Widjojanto, di sinilah pentingnya pihak Kejaksaan Agung yang menangani perkara tersebut untuk turun langsung ke lapangan, mencari tahu secara detail modus fiktif dari kasus tersebut.
Baca Juga: Heboh Konsorsium Korupsi Proyek BTS, Kejagung Akhirnya Periksa 3 Saksi Elit: Nih Bocorannya
Baca Juga: Intip Aset Kekayaan Puan Maharani, Semakin Menggunung dan Bikin Geleng-geleng Kepala
"Soal (korupsi) BTS kan konfirmasinya jelas. Kalau cuma sekedar melihat titiknya, cuma dari satelit itu sih belum bisa. Cek dong kelapangan panel suryanya ada nggak? Kerangkanya ada nggak? Satelitnya dan seterusnya. Jadi saya mau bilang, bau nya sih sangit. Lihat aja," katanya dikutip dari chanel YouTube Novel Baswedan Jumat, 26 Mei 2023.
Disisi lain, pria yang akrab disapa BW itu menaruh kepercayaan penuh pada Kejaksaan Agung untuk mengungkap kasus korupsi proyek BTS 4G Kemenkominfo ini.
"Kasih kepercayaan kepada Kejaksaan Agung. Cuman juga kita kasih wanti-wanti pada Kejaksaan Agung, cuy kita ngerti juga cuy, jangan begitu caranya," katanya sambil tertawa.
Baca Juga: Wadaw! Video Syur Sepasang ABG Berseragam SMP Viral di Twitter, Ini Linknya
Sementara itu, Novel Baswedan mengatakan, dalam perkara korupsi BTS Kemenkominfo ini, Kejaksaan Agung juga perlu memeriksa pihak-pihak swasta, yang dicurigai turut terlibat.
Hal itu sekaligus menjawab isu skema konsorsium korupsi BTS Kemenkominfo yang beredar luas di media sosial.
"Bicara terkait kerugian negara Rp 8,5 trilun, kalau bicara mengembalikan mestinya pihak swastanya dijangkau semua. Nangkep pejabat negara penting, tapi pihak swastanya siapa?" tanya Novel.
Baca Juga: Intip Harta Kekayaan AKBP Reinhard Habonaran Nainggolan, Kapolres yang Pasang Badan Demi Janda
"Karena saya dapat informasi, jadi inikan katanya ada konsorsium, biasanya di dalam ini ada yang punya keahlian berdeda-beda, ada yang nangani batre, panel, itukan banyak keahlian yang beda-beda dan perawatan pengecakan sinyal dan lain," sambungnya.