bdadinfo.com

Inilah Sejarah Dibalik Hari Raya Idul Adha dan Mengapa Identik dengan Kurban, Ternyata ini Maknanya - News

Inilah Sejarah Dibalik Hari Raya Idul Adha dan Mengapa Identik dengan Kurban, Ternyata ini Maknanya/ NU Online


- Ada sejarah dibalik Hari Raya Idul Adha saat zaman Nabi dulu, yaitu berawal dari kisah Ibrahim AS yang selalu setia dan diperintahkan Allah untuk mengangkat fondasi Ka'bah.

Lalu mengapa identik dengan kurban? Ibrahim bermimpi melihat dirinya mengorbankan putranya, Ismail, demi Allah dan hendak menyembelihnya.

Ketika dia memberi tahu Ismail, Ismail segera meminta ayahnya untuk menjalankan perintah Tuhan tanpa ragu-ragu namun , Allah menyelamatkan nyawa bocah itu dan menggantinya dengan seekor domba jantan.

Maka ini menandakan pengorbanan terakhir Ibrahim. Allah menyebutkan dalam Al Quran:

“Maka ketika mereka berdua menyerahkan kehendak mereka (kepada Allah), dan dia telah membaringkannya di dahinya (untuk pengorbanan), Dan Kami memanggilnya dengan mengatakan: O Ibrahim! Anda memang telah menunjukkan kebenaran dari penglihatan itu; sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik: Sesungguhnya ini adalah cobaan yang nyata. Dan Kami tebus dia dengan pengorbanan Feat (yaitu seekor domba jantan).
(As-Saffat 37: 103 – 106)

Maka selama Idul Adha, umat Islam di seluruh dunia memperingati dan mengingat cobaan Nabi Ibrahim (damai dan berkah besertanya), dengan menyembelih hewan seperti domba, kambing, sapi atau unta.

Baca Juga: Jelang Idul Adha, Ini Rincian Harga Kambing dan Sapi Kurban 2023

Dalam Islam, umatnya diajarkan untuk menyembelih hewan dengan cara yang paling manusiawi. Kita mulai dengan menyebut nama Allah pada saat penyembelihan.

Dengan melakukan ini kita diingatkan bahwa hidup itu suci dan daging hewan kurban sebagian besar akan diberikan kepada orang lain.

Tindakan mengorbankan hewan demi Allah melambangkan kesediaan kita untuk meninggalkan hal-hal yang bermanfaat bagi kita atau dekat dengan hati kita, untuk mengikuti perintah Allah.

Itu juga melambangkan kesediaan kita untuk menyerahkan sebagian dari karunia kita sendiri, untuk memperkuat ikatan persahabatan dan membantu mereka yang membutuhkan.

Karena sangat penting untuk dipahami bahwa kurban itu sendiri, seperti yang dilakukan oleh umat Islam, tidak ada hubungannya dengan menebus dosa-dosa kita atau menggunakan darah untuk membasuh diri dari dosa, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:

“Bukan daging atau darah mereka yang sampai kepada Allah; kesalehanmulah yang sampai kepada-Nya.”(Al-Hajj 22:37).***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat