bdadinfo.com

BMKG Prediksi Terjadi Mulai Februari, Yuk Kenali Fenomena El Nino dan La Nina - News

Ilustrasi. (harianhaluan.com)

HARIANHALUAN.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) memprediksi fenomena El Nino dan La Nina akan terjadi pada Febuari 2023.

Dikabarkan oleh BMKG musim kemarau di 2023 akan terasa lebih kering, tentu kondisi ini dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Hal ini disebabkan pola cuaca panas El Nino yang memiliki peluang sekitar 90%.

Dari hasil monitoring BMKG, intensitas La Nina menunjukan kelemahan pada indeks per Januari 2023 dasarian pertama sebesar -0,80 dan lpada dasarian kedua adalah sebesar -0.65.suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 3,9 Guncang Sarmi Papua, Ini Penjelasan BMKG

" 3 tahun terakhir ini saat musim kemarau masih sering hujan, maka di tahun ini (2023-red), intensitas hujan akan jauh menurun. Kewaspadaan harus ditingkatkan, terutama daerah-daerah yang selama ini masuk dalam kategori rawan Karhutla lahan) seperti di Sumatera dan Kalimantan," ungkap Dwikorita, kepala BMKG dilansir Sindonews.

Menurut halaman Universitas Sriwijaya,El Nino dan La Nina adalah fenomena alam yang terjadi karena dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik.

Jika El nino terjadi, musim kemarau menjadi sangat kering dan musim hujan menjadi terlambat. Sedangkan ketika La nina, musim penghujan akan tiba lebih awal dari biasanya.

Baca Juga: Astaga! Ini Profil Samanhudi Anwar, Eks Wali Kota Blitar yang Diduga Otak Perampokan Rumah Dinas

Sedangkan menurut para ilmuan dilansir dari DW.com, jika angin melambat di atas Samudra Pasifik, memicu terjadi peristiwa yang dapat menyebabkan hujan lebat mengguyur California, gelombang panas memanggang Eropa, dan kekeringan mematikan tanaman di negara-negara sepertiil Brasil hingga Indonesia.

"Kami memperkirakan bahwa ini akan menjadi peristiwa sedang hingga kuat  lebih dari 1,5 derajat Celcius (2,7°F)," kata Josef Ludescher, ilmuwan di Potsdam Institute for Climate Impact Research di Jerman.

Menurut Josef,pergeseran tersebut terjadi setelah 3 tahun pola cuaca dingin La Nina yang akan membuat gelombang panas menjadi lebih panas dan mengganggu pola cuaca di seluruh dunia.

Beberapa prediksi dari para ilmiah menunjukkan El Nino semakin kuat di masa yang akan datang, sementara yang lain melihatnya semakin lemah. Tetapi mereka menemukan bahwa efek dari peristiwa El Nino dan La Nina yang ekstrem kemungkinan besar akan lebih parah saat planet ini memanas.

Karena udara yang lebih hangat dapat menyerap lebih banyak kelembapan, peristiwa El Nino yang sama berarti lebih banyak hujan yang turun secara lokal, sedangkan udara sendiri dapat menampung 7% lebih banyak uap air untuk setiap planet ini memanas.

Sehingga dapat membakar bahan bakar fosil dan menghancurkan hutan dan sebenarnya umat manusia sendiri telah memanaskan planet ini 1,2 Celcius sejak Revolusi Industri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat