bdadinfo.com

Puluhan Rumah di Korong Gadang Terancam Terban - News

“Dulu, arus sungai ini tidak mengenai tebing ini. Dulu arus sungai berjalan lurus, karena ada jalurnya. Namun karena ada aktivitas penambangan pasir dan batu di sini, arus jadi berbelok, sehingga meng­han­tam tebing ini. Arus berbelok, karena bekas lokasi yang digali ini menjadi rendah. Karena sifat air mengalir ke tempat yang rendah, maka arus ber­belok ke sini,” ujarnya sambil menunjuk lokasi bekas pe­nam­bangan pasir dan batu, saat Haluan mengunjungi lokasi, Senin (23/3).

Penambangan pasir dan batu di belakang rumah Ilis dan belasan warga setempat lainnya telah terhenti belum lama ini, setelah mereka ber­tengkar dengan para penam­bang. Me­reka melarang pe­nam­bang me­nggali pasir dan batu di be­lakang rumah me­reka. Para penambang kemu­dian beralih lokasi tambang, setelah se­belumnya sempat menolak karena alasan ekonomi.

Ilis menjelaskan, sebelum dilarang warga sekitar, para pe­nam­bang tidak berhenti me­nam­bang, walau satu rumah warga sudah terban ke sungai akibat penambangan tersebut. “Ke­jadian­nya tahun 2010. Satu rumah warga jatuh ke sungai. Untung pemilik rumah sudah pindah saat rumah itu jatuh,” tuturnya.

Ia berharap, pemerintah menormalisasi sungai Batang Kuranji, agar arus sungai kem­bali lurus. Ia juga berharap, pemerintah membuat cekdam di lokasi bekas penambangan tersebut.

Kasi Penyidik Sat Pol PP Padang, Amrizal Rengganis saat ditanya kenapa pihaknya tidak melakukan penindakan terhadap aktivitas penam­bangan tersebut mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti lurah, camat dan Bapedalda untuk menentukan langkah yang akan diambil.

“Segara kami kirim ang­gota ke lapangan untuk me­nge­cek keadaan. Jika ditemukan pelanggaran, akan kami tin­dak,” ujarnya.

Ia menambahkan, pihak­nya baru akan menindak pe­lang­garan perda, jika instansi terkait meminta bantuan Sat Pol PP untuk menindak.

Terkait pengikisan tebing sungai Batang Kuranji di Ko­rong Gadang, pada Januari 2014 yang lalu, Wakil Gu­bernur Sumatera Barat, Mus­lim Kasim meninjau lokasi tersebut. Masjid tersebut juga terancam terban bersama pu­luhan rumah warga lainnya. Kata Muslim Kasim waktu itu, sungai Batang Kuranji perlu dinormalisasikan.

Sementara itu, Kepala Ba­lai Wilayah Sungai Sumatera (BW­SS) V, Adek Rizaldi me­nga­kui kondisi Batang Kuranji sudah kritis akibat pengam­bilan galian C yang marak yang membuat dasar sungai menjadi curam. Pihaknya berencana menangani hal itu, jika tidak akan mem­bahayakan infras­truktur vital, seperti ben­dung­an dan jembatan.

Penanganan itu, kata Adek Rizaldi, tidak dilakukan secara keseluruhan. Pihaknya akan membagi Batang Kuranji men­jadi tiga segmen, yakni hulu, tengah dan hilir. Yang akan ditangani terlebih dahulu ada­lah segmen tengah.

Untuk menangani segmen tengah, lanjutnya, tahun ini BWSS V mendapatkan ang­garan Rp17 miliar untuk tahap awal dengan panjang lahan yang akan dikerjakan se­pan­jang 4 km dengan kontrak tahun jamak. Pengerjaanya dilakukan selama 5 tahun dengan total anggaran Rp250 miliar. Ia berharap, dalam bulan ini dana tahun jamak tersebut disetujui, sehingga normalisasi bisa dikerjakan. (h/dib)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat