- Beberapa perusahaan asli Indonesia ikut terseret konflik Israel-Palestina, menyusul seruan aksi boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel dan sekutunya.
Sebut saja Wings Group, Mayora dan beberapa perusahaan lokal lainnya dituding mendukung Israel, bersama dengan beberapa perusahaan multinasional lain seperti Danone, Coca Cola, Unilever, McDonald's, dan Disney.
Namun benarkah Mayora dan beberapa perusahaan lokal lainnya yang selama ini mampu berkompetisi di pasar dengan perusahaan multinasional lainnya mendapatkan aliran dana dari negara-negara yang mendukung Israel?
Ternyata, kebenaran isu tersebut dapat terjawab lewat perbedaan skema bisnis antara perusahaan asli Indonesia dan asing.
Untuk mengetahui kebenarannya, simak ulasannya berikut sebagaimana dirangkum redaksi pada Minggu, 12 November 2023.
Mayora merupakan perusahaan publik yang sahamnya dapat dibeli oleh siapapun di pasar saham Indonesia.
"Kalau yang Mayora dan yang lain-lain karena sudah terdaftar jadi perusahaan publik, siapapun bisa beli. Itupun listing-nya juga melalui pasar saham di Indonesia," ujar salah satu sumber.
Meski begitu, persenan saham yang dilepas ke publik sangat sedikit dibandingkan pendiri Mayora itu sendiri.
Hal itu membuat mereka sama sekali tak punya pengaruh untuk setiap keputusan yang dibuat oleh perusahaan.
Baca Juga: Jangan Diskip! Tablet Huawei Terbaru Hadir dengan Teknologi PaperMatte, Smart dan Terjangkau
"Persen kepemilikannya beda sekali sama seperti di yang kepemilikan asingnya, mungkin di atas 90 persen," pungkasnya.
"Yang menjadi pengendali perusahaan adalah pemilik saham mayoritas terbesar," sambungnya.
Setidaknya, terdapat 3 poin penting soal perbedaan skema bisnis perusahaan lokal yang dikendalikan anak bangsa dan perusahaan asing atau yang mayoritas pengendalinya asing.
Poin pertama, perusahaan lokal yang melakukan ekspansi ke luar negeri seperti Mayora justru akan menguntungkan Indonesia.