bdadinfo.com

Baru Kemarin Jadi Perusahaan Paling Berharga di Dunia, Kini Kehilangan Rp8.800 Triliun Tapi Tenang-tenang Saja - News

Jensen Huang mendirikan NVIDIA pada tahun 1993 dan sejak didirikan menjabat sebagai presiden, CEO, dan anggota dewan direksi.

- Minggu lalu, Nvidia menjadi perusahaan paling berharga di dunia setelah menggeser Microsoft dan Apple. Diketahui, Nvidia berkembang pesat dengan chip AI nya yang menjadi pusat perhatian industri teknologi.

Namun hanya beberapa hari berlangsung, Nvidia tidak hanya kehilangan predikat tersebut tapi juga valuasinya lebih dari USD 540 miliar atau sekitar Rp8.867 triliun.

Kalau kejadian ini terjadi pada awal tahun 2023, Nvidia mungkin sudah gulung tikar, karena saat itu valuasinya tidak sampai USD 500 miliar.

Baca Juga: Dapat Perhatian Dari Pusat, PUPR Temui Jepang Bahas Jalan Tol dan Terowongan Megah di Sumatera Barat: Mulai Konstruksi 2025?

Dilansir dari berbagai sumber, pada 26 Juni 2024, ditahun 2024, kehilangan valuasi lebih dari setengah triliun dolar tidak terlalu dipermasalahkan oleh Nvidia sebab kapitalisasi pasarnya kini sebesar USD 2,9 triliun.

Setelah sempat disalip oleh Nvidia selama beberapa hari, predikat perusahaan paling berharga di dunia kembali dipegang Microsoft dengan valuasi USD 3,3 triliun.

Diikuti Apple yang berada di posisi kedua dengan valuasi USD 3 triliun, dan sekarang Nvidia yang berada di posisi ketiga.

Penurunan valuasi Nvidia juga berdampak ke perusahaan teknologi lainnya yang berhubungan dengan tren chip AI. Nilai saham MediaTek menurun 1,8 persen dan Samsung turun 0,3 persen.

Baca Juga: Dibekali Bimtek, Padang Panjang Miliki 45 Anggota Jitu Pasna

Walaupun terjadi penurunan valuasi, Nvidia menyatakan bahwa permintaan terhadap chip AI miliknya masih tinggi. Perusahaan seperti Microsoft, Amazon, Oracle, Meta, dan Google membeli chip Nvidia senilai miliaran dolar untuk sumber tenaga pusat data dan layanan cloudnya.

Tentu hal ini membuat Nvidia masih baik-baik saja dan kemungkinan besar masih akan menghasilkan banyak pendapatan berkat dukungan AI dari orang-orang seperti Elon Musk, yang dilaporkan sedang membangun "superkomputer" berbasis Nvidia melalui perusahaan AI miliknya.

Penurunan saham akhir-akhir ini menunjukkan bahwa investor mengirimkan pesan kalau mereka tidak terlalu optimis terhadap klaim besar industri AI tentang bagaimana mereka akan mengubah dunia dengan teknologinya.

Perusahaan AI juga membuat "janji besar", namun sampai saat ini belum ada kemajuan berarti dalam perubahan yang nyata dalam industri yang diklaim akan segera diganggu oleh AI.

Baca Juga: Layanan Internet Gratis Masjid Padang Panjang Dipuji Tim Asesor Smart City

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat