- Tari Piring menjadi salah satu tarian tradisional yang masih eksis hingga saat ini. Tari ini kerap dimainkan saat pesta pernikahan.
Ternyata, gerakan Tari Piring tidaklah asal-asalan, melainkan merupakan adaptasi dari gerakan silat.
Gerakannya yang luwes dan sambil memegang piring, rupanya diadaptasi oleh gerakan silat Minangkabau atau Silek.
Baca Juga: 9 Jurusan di Unand Padang Berikut Jadi Favorit Perusahaan BUMN, Bisa Tebak?
Gerakan-gerakan tarian ini didominasi dengan kedua tangan penari sambil menggenggam piring, hal ini menjadi ciri khas tarian piring.
Selain itu, para penari juga mengenakan pakaian atau busana tradisional khas Minang serta diiringi oleh musik daerah Minangkabau.
Rupanya, tari piring modern banyak dimodifikasi dengan gerakan silat adalah berkat Huriah Adam, seorang koreografer Indonesia.
Baca Juga: Profil Budiardjo Thalib, Pelatih Persiraja Banda Aceh yang Siap Bawa Klub Kembali Promosi ke Liga 1
Kreasi Huriah Adam banyak diadaptasi dan menyebar ke sanggar-sanggar di Minangkabau hingga sekolah-sekolah di Jakarta.
Huriah Adam sendiri mendapatkan gelar anumertam dan Anugerah Seni dari Presiden Soeharto pada tahun 1977 setelah dirinya menjadi korban kecelakaan pesawat pada 10 November 1971.
Sebelum di modernisasi dan dikembangkan pada era modern, tari piring sudah banyak dilakukan di Minangkabau.
Menurut sejarah, tari piring berasal dari daerah Solok, Sumatera Barat. Awalnya, tarian ini sebagai persembahan kepada Dewa-Dewa pada masa lampau.
Selain itu, tarian ini juga adalah sebagai tarian kesuburan. Nmun seiring waktu dan masuknya Islam ke Nusantara, Tari Piring tidak lagi dimainkan dalam konteks rohani.