bdadinfo.com

Mengenal Menara Jam Gadang sebagai Salah Satu Ikon yang Punya Sejarah di Kota Bukittinggi - News

Pemandangan Menara Jam Gadang di Kota Bukittinggi (bukittinggikota.go.id)

- Sumatera Barat adalah Provinsi di Indonesia yang memiliki Nilai Budaya, Sejarah dan Warisan yang patut dijaga hingga saat ini.

Wilayah ini memiliki tempat wisata yang sering dikunjungi oleh Wisatawan Lokal maupun Asing seperti Danau Maninjau, Gunung Singgalang, Lembah Anai dan Pandai Sikek.

Namun tempat wisata yang paling banyak dikunjungi oleh seluruh Kalangan Masyarakat adalah Menara Jam Gadang, Menara ini berlokasi di Bukittinggi yang menjadi ikon utama di Sumatera Barat.

Baca Juga: Pria di Padang Panjang Habis Dihajar Warga Usai Bawa Kabur Bocah Perempuan 7 Tahun saat Main di Masjid

Menara ini memiliki Jam dengan ukuran yang besar dengan bentuk empat sisi sehingga dinamakan Jam Gadang, sebutan dari bahasa Minangkabau yang berarti "Jam Besar".

Proyek yang dibangun pada saat zaman Penjajahan Belanda pada era 1920 an, dan mulai diresmikan pada tahun 1926 dengan menghabiskan Dana mencapai 3.000 Gulden atau setara dengan Rp25 Juta lebih.

Konstruksi Pembangunan ini dibuat oleh arsitek Minangkabau yang bernama Yazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh, monumen ini dibuat dengan tinggi mencapai 26 meter di tengah Taman Sabai Nan Aluih, yang dianggap sebagai patokan titik sentral (titik nol) Kota Bukittinggi.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Wisata di Padang Paling Hits dan Terkini 2023, Cus Meluncur Akhir Pekan Ini

Konstruksi yang dibuat pada saat itu tidak menggunakan rangka logam dan semen, melainkan dengan menggunakan bahan - bahan campuran seperti batu kapur, putih telur, dan pasir

Menara Jam Gadang ini dibangun atas perintah dari Ratu Wilhelmina dari Belanda pada saat itu. Jam ini merupakan hadiah bagi sekretaris (controleur) Kota Bukittinggi (Fort de Kock) HR Rookmaaker yang menjabat pada saat itu.

Menara Jam ini menjadi saksi bersejarah saat dalam perjuangan untuk Kemerdekaan Indonesia seperti pengibaran Bendera Merah Putih pada tahun 1945, Demonstrasi Nasi Bungkus pada tahun 1950, dan pembunuhan 187 penduduk setempat oleh militer Indonesia atas tuduhan terlibat dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia pada tahun 1959.

Baca Juga: Luka Tak Berdarah, Detik-detik Gadis Kecil Ini Tolak Dipeluk Ibunya yang Menikah Lagi

Menara Jam Gadang ini sekarang menjadi ikon utama Kota Sumatera Barat dan memiliki kekayaan akan nilai sejarah yang tinggi dan juga peninggalan yang masih tetap terjaga hingga saat ini.

Saat ini Menara yang sudah dijadikan sebagai Museum Nasional ini banyak digunakan sebagai objek wisata dengan diperluasnya Taman di sekitarnya. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik pada hari kerja maupun pada hari libur.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat