- Ketika mendengar hidangan ikan mentah dimakan tanpa proses masak, kebanyakan orang langsung mengingat Sashimi dari Jepang. Namun, Orang Batak mungkin akan menyebut Naniura.
Naniura adalah makanan khas buatan masyarakat di pesisir Danau Toba, Samosir, Sumatera Utara.
Seperti Sashimi, Naniura merupakan makanan berbahan dasar ikan dan disajikan mentah atau tanpa proses masak.
Baca Juga: Vonis Dianulir MA, Dua Terpidana Korupsi Tol Padang Sicincin Kembali Ditahan
Banyak orang menyebut Naniura sebagai Sashimi ala Batak. Makanan ini menjadi salah satu primadona kuliner masyarakat Batak, meski tidak setenar Arsik, Saksang, dan Mie Gomak.
Kelezatan Naniura bahkan menginspirasi terciptanya lagu dalam Bahasa Batak 'Tabo Do Dekke Naniura'. Jika diartikan ke Bahasa Indonesia, 'Ikan yang diasami itu rasanya enak'.
Seluruh lirik lagu itu menceritakan kelezatan ikan Naniura. Daging ikan terasa segar meski tidak dimasak. Rasanya nikmat. Naniura, kuliner khas yang diresep orang-orang pesisir Danau Toba.
Baca Juga: Hotel Murah di Padang, Grand Sari Hotel Bisa Berjalan Kaki ke Hot Station
Pada zaman dulu, Naniura hidangan istimewa, karena kerap menjadi sajian persembahan untuk raja. Tidak sembarang orang bisa membuat makanan ini.
Kini, kuliner ini dapat ditemukan di lapo (rumah makan khas Batak), bahkan sering menjadi santapan bersama keluarga di rumah.
Orang yang pernah menyicipi Naniura tahu betapa sedap kuliner ini. Ikan mentah tidak terasa amis meski tanpa proses masak, seperti digoreng, dikukus, ataupun dibakar.
Baca Juga: Rekomendasi Villa Strategis di Bukittinggi: Hanya 1 Km dari Istana Bung Hatta
Nyatanya ikan Naniura mengalami proses pematangan, melalui fermentasi berjam-jam. Meski pembuatan tidak sulit, sajian ini harus dipersiapkan selama 4-6 jam.
Rendaman asam jeruk jungga menghilangkan aroma amis. Daging ikan pun menjadi matang merata, bahkan duri pada ikan menjadi lembut.