bdadinfo.com

Sumbang Emas Monas Malah Dipenjara, Begini Nasib Teuku Markam Pengusaha Paling Kaya se-Indonesia Asal Aceh - News

Teuku Markam dan Monumen Nasional

- Monumen Nasional atau yang lebih akrab dikenal dengan Monas dan Tugu Monas merupakan sebuah maha karya pengingat perjuangan pahlawan Indonesia dalam memerangi para penjajah di tanah air.

Monas yang berdiri setinggi 132 meter di Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat tersebut kokoh berdiri dengan ornamen lidah api yang terbuat dari emas yang menyilaukan di ujung dari Tugu Monas.

Lidah api tersebut benar-benar dilapisi dengan emas seberat 35 kg. Namun, siapa yang menyangka jika emas tersebut merupakan hasil sumbangan dari pengusaha paling kaya di Indonesia pada saat itu asal Provinsi Aceh, yakni Teuku Markam.

Baca Juga: Pemilik Tottenham: Tandatangani Kontrak Baru atau Jual Harry Kane Sekarang!

Pengusaha asal Aceh, Teuku Markam menyumbangkan emas seberat 28 kg dari keseluruhan emas yang digunakan untuk melapisi lidah api 14,5 setinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian yang disatukan di ujung Tugu Monas.

Harta kekayaan dari Teuku Markam berasal dari jaringan bisnisnya yang bergerak dalam berbagai bidang, diantaranya: pengimpor kendaraan pabrikan asal Jepang, besi beton, plat baja dan mengimpor senjata atas izin pemerintah saat itu.

Teuku Markam lahir pada 12 Maret 1924 di Aceh Utara dan meninggal Desember 1985. Namanya tersohor sebagai salah satu pengusaha tersukses di Indonesia pada era Presiden pertama RI, Soekarno.

Baca Juga: Akrab, Presiden Jokowi Ajak Prabowo dan Erick Thohir Kunjungi Pabrik Pindad di Malang

Meski demikian, hidup sebagai pengusaha terkaya di Indonesia tidak membuat hidupnya menjadi mudah. Bergantinya tongkat kepemimpinan Presiden Soekarno kepada Presiden Soeharto menjadi keruntuhan kejayaan Teuku Markam.

Pengusaha sukses asal Aceh tersebut dijebloskan ke penjara dengan tuduhan sebagai bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI) dan koruptor oleh rezim Orde Baru (Orba). 

Harta kekayaan Teuku Markam disita oleh negara dan sang pengusaha harus mendekam dibalik jeruji besi selama delapan tahun lamanya.

Usai masa penahanannya rampung, Teuku Markam sempat mencoba kembali peruntungannya lagi di dunia bisnis. Sayang, upayanya tidak berjalan mulus dan belum dapat kembali ke posisinya saat pertama kali. 

Hingga kematiannya di tahun 1985, sanak saudara dan keturunan teuku Markam hidup dengan segala keterbatasan.

Baca Juga: Kenangan Masa Kecil Bung Hatta, Wali Kota Bukittinggi dan Cilegon Berbagi Momen Bersejarah

Sebagai informasi, emas di ujung Monas telah mengalami perbaikan dan penambahan lapisan emas di tahun 1995 dalam rangka menyambut kemerdekaan Indonesia ke 50. Total emas yang berada di puncak Monas saat ini seberat 50 kg.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat