- Dalam sejarah panjang Pulau Sumatera, ada satu nama yang tak bisa dilupakan oleh pecinta sejarah transportasi.
Nama itu adalah NPM, sebuah legenda hidup yang masih menginspirasi hingga saat ini.
Nama NPM mungkin tak setenar perusahaan-perusahaan bus modern, tetapi sejarah dan warisan yang dimilikinya begitu berharga.
Sama seperti ALS dan ANS, nama NPM juga memiliki akronim yang tersirat di dalamnya, yaitu "Naikilah Perusahaan Minang".
Seperti halnya bus legendaris lainnya di Sumatera, kebanyakan nama bus ini sering disingkat untuk memudahkan pengingatan dan pelafalannya.
Bahauddin Sutan Barbangso Nan Kuniang, adalah tokoh penting yang berperan dalam pendirian perusahaan bus ini pada tahun 1937 di Kota Padang Panjang, Minangkabau, Sumatra Barat.
Baca Juga: Makin Ciamik! Update Lengkap Jalan Tol Trans Sumatera, ke Jakarta Enaknya Lewat Mana ya?
Bahkan pada saat itu, bus ini sudah beroperasi pada masa pemerintahan Belanda, bahkan sebelum Jepang memasuki Indonesia.
Fakta bahwa bus ini telah bertahan dari era kolonial, zaman Jepang, era kemerdekaan, Orde Baru, era reformasi, hingga era digital, menunjukkan aura legendarisnya yang begitu kuat.
Bus ini telah menjadi teman setia bagi para perantau dari Sumatera dan menjadi saksi perjalanan sejarah panjang Indonesia sebelum merdeka.
Tak mengherankan jika Akta Pendirian perusahaan ini ditulis dalam bahasa Belanda, mengingat sejarah panjangnya yang melewati berbagai perubahan zaman.
Dari era ketika mereka melewati sungai dengan ponton hingga masa pembangunan jalan tol, NPM telah terus bertahan dan berinovasi di bidang transportasi.