bdadinfo.com

Sosok Inyiak Canduang Sang Ahli Fikih Pendiri Universitas Perti yang Ikut Berjuang Melawan Belanda dan Jepang - News

Sosok Inyiak Canduang Sang Ahli Fikih Pendiri Universitas Perti yang Ikut Berjuang Melawan Belanda dan Jepang

- Bagi anda yang ingin medalami ilmu agama ke Universitas di Sumatera Barat jangan khawatir. Anak anda bisa berkulia di kampus Perti yang berlokasi di Padang Sarai Kecamatan Koto Tengah, kota Padang.

Kampus Perti ini bakal menambah tempat menimba ilmu bagi para mahasiswa berbagai penjuru tanah air karena peletakan batu pertama sebagai petanda Universitas Perti akan segera dibangun.

Di mana Universitas Perti yang akan berdiri ini akan menambah semaraknya dunia pendidikan di Sumatera Barat terumata di kota Padang.

Baca Juga: Kayak Peramal! Sebelum Gaet Muhaimin Iskandar, Anies Baswedan ‘Merasa’ Partai Demokrat akan Keluar Koalisi

Universitas Perti ternyata dipelopori atau sebagai pendiri yaitu Syekh Sulaiman ar-Rasuli yang juga dikenal sebagai Inyiak Canduang (10 Desember 1871 – 1 Agustus 1970) adalah seorang ulama Minangkabau yang mendirikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang.

Sosoknya dianggap sebagai tokoh yang menyebarluaskan gagasan keterpaduan adat Minangkabau dan syariat lewat ungkapan Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.

Sulaiman lahir di Candung pada 10 Desember 1871 dari pasangan Muhammad Rasul Tuanku Mudo dan Siti Buliah.

Baca Juga: Tidak Sampai Sebulan, Muhaimin Iskandar Berhasil ‘Persatukan’ PDIP dan Koalisi Perubahan, Ini Buktinya

Ia memperoleh pendidikan agama pertama dari ayahnya yang merupakan guru agama di Surau Tangah. Kakek Sulaiman dari pihak ayah, Tuanku Nan Paik, juga merupakan ulama di Candung.

Pada 1881, ia belajar al-Qur'an kepada Syekh Abdurrahman dan Syekh Muhammad Arsyad di Batuhampar. Dua tahun kemudian, ia merantau ke Biaro untuk belajar bahasa Arab kepada Syekh Abdussamad Tuanku Samiak.

Ketika Tuanku Samiak tidak mengajar karena berangkat haji, Sulaiman berguru kepada Syekh Muhammad Ali Tuanku Kolok, Syekh Muhammad Salim Sungai Dareh, dan Syekh Abdussalam Banuhampu.

Baca Juga: Ini Daftar 5 Caleg DPR RI Dapil Sumatera Mantan Napi Korupsi

Pada 1890, Sulaiman belajar fikih, usul fikih, tafsir al-Qur'an, tauhid, dan lain-lain kepada Syekh Abdullah di Halaban, kemudian mengajar di surau gurunya sejak 1896.

Pada 1902, Sulaiman kembali ke Canduang untuk mengajar di sana sampai ia berangkat haji pada 1903. Di Makkah, ia belajar kepada beberapa ulama di sana selama empat tahun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat