– Jembatan Selat Sunda masih belum jelas kapan akan dibangun setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak melanjutkannya pada 2014 silam.
Sejumlah alasan mengemuka mengapa mega proyek Jembatan Selat Sunda jalan ditempat, antara lain karena biaya pembangunan yang mahal.
Selain itu, Jembatan Selat Sunda yang memakan biaya sekitar Rp200 triliun lebih akan sulit untuk balik modal.
Ditambah lagi, kehadiran Jembatan Selat Sunda akan mengubur identitas kemaritiman bangsa Indonesia.
Baca Juga: Kronologi Kudeta PKB 2008, Buntut Polemik Kepemimpinan Muhaimin Iskandar dengan Gus Dur
Sejumlah kajian telah dilakukan oleh pemerintah dan pakar terkait pembangunan jembatan akan menjadi salah satu yang terpanjang di dunia.
Manfaat ekonomi dari jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera ini juga tak kalah banyaknya.
Mengutip materi presentasi Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak dalam Seminar “Strategic Region & Sunda Strait Bridge Development” yang diselenggakan pada 29 Juni 2013, Jembatan Selat Sunda akan memberikan manfaat bagi provinsi Lampung dan Banten.
Dalam skala lebih luas, Sumatera dan Jawa juga akan ketiban banyak manfaat dari kehadiran jembatan yang digagas sejak era Soekarno tahun 1960 ini.
Sebut saja, Jembatan Selat Sunda akan mengembangkan kawasan ekonomi baru dan mempercepat perkembangan Pulau Sumatera.
Selain itu, mengurangi sentralisasi ekonomi di Pulau Jawa dan menciptakan kesempatan kerja.
Khusus Provinsi Lampung, wilayah yang paling dekat dengan Jembatan Selat Sunda akan meningkat perekonomiannya.
Pemerintah bahkan telah menyusun Konsep Pengembangan Kawasan Strategis Selat Sunda.