- Kota Tebing Tinggi, Provinsi Sumatera Utara, ternyata menyimpan sejarah kelam yang tidak banyak diketahui orang.
Sejarah kelam yang dimaksud adalah tragedi berdarah pembantaian massal warga sipil Tebing Tinggi oleh tentara Jepang di tahun 1945.
Tak tanggung-tanggung, korban yang gugur akibat pembantaian massal di Tebing Tinggi tersebut jumlahnya mencapai dua ribu orang.
Baca Juga: Sejarah Provinsi Sumatera Selatan, dari Sriwijaya Hingga Masa Kemerdekaan
Apa saja fakta-fakta yang ada terkait peristiwa berdarah tersebut? Simak informasinya berikut ini.
1. Diawali kekalahan Jepang
Pada bulan Agustus 1945, Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu setelah peristiwa jatuhnya bom Hiroshima dan Nagasaki.
Kekalahan Jepang ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Baca Juga: Wujud Komitmen Telkom di BATIC 2023, Dorong Transformasi Digital di Indonesia & Regional
Kabar tentang proklamasi kemerdekaan ini tersebar hingga ke wilayah Tebing Tinggi, namun ada isu lain yang muncul yaitu kembalinya tentara Belanda ke Indonesia dengan membonceng tentara Sekutu.
Untuk mempersiapkan diri menghadapi isu tersebut, rakyat Tebing Tinggi melucuti senjata para tentara Jepang yang menunggu kepulangan ke negaranya.
Tentara Jepang sebagai pihak yang kalah perang diwajibkan menyerahkan senjata-senjata mereka kepada Sekutu.
Namun, keadaan justru menegang setelah perundingan antara pimpinan rakyat Tebing Tinggi dan komando tentara Jepang gagal menemukan titik terang.