- Selain jembatan, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga turut melakukan pelebaran alur Tano Ponggol.
Pekerjaan pelebaran alur tersebut bertujuan untuk mendukung aktivitas pariwisata di Danau Toba.
Diketahui, pemerintah tengah mengembangkan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas/Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
Baca Juga: Baru Dibangun Kembali setelah 110 Tahun, Ini 5 Fakta Jembatan Aek Tano Ponggol Pulau Samosir
Karena hal tersebut, pembangunan infrastruktur harus direncanakan dengan baik, mulai dari penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, hingga perbaikan hunian penduduk.
Kini, Aek Tano Ponggol tengah "digarap" kembali. Sebelumnya, jembatan megah yang menghubungkan akses darat untuk menuju Pulau Samosir di tengah Danau Toba telah diresmikan.
Aek Tano Ponggol merupakan sebuah kanal di kecamatan Pangururan, Samosir, yang dibangun pada sekitar 1907 oleh pemerintah kolonial Belanda untuk memisahkan pulau Samosir dengan pulau Sumatera.
Baca Juga: Yuk, Kenalan dengan Danau Toba yang Jadi Google Doodle Hari Ini
Pembangunan kanal tersebut juga bertujuan agar air Danau Toba yang berasal dari pesisir Silalahi dapat melewati Pangururan dan sebaliknya, sehingga kapal-kapal dapat mengelilingi Danau Toba.
Air danau yang mengalir melalui kanal Tano Ponggol disebut sebagai Aek Tano Ponggol.
Kini, kanal tersebut tengah dilakukan pelebaran alur dengan harapan dapat meningkatkan aksesibilitas transportasi barang dan jasa, sehingga berdampak terhadap perekonomian masyarakat.
Baca Juga: Kebakaran di Jalan Tol Palembang - Indralaya, Netizen: Testimoni Neraka di Dunia
Alur Tano Ponggol ini dibangun sepanjang 1.200 meter dengan rencana lebar tampang bawah 70 meter, lebar atas 80 meter, dan lebar jalan inspeksi 5 meter.
Tidak main-main, pelebaran alur Tano Ponggol ini menelan biaya yang fantastis, yakni total Rp392,5 miliar.