- Perang Israel dengan milisi Palestina, Hamas, kembali memanas. Hamas menyerang Israel lantas dibalas tantara pertahanan Israel yang menyerang Jalur Gaza.
Namun, di saat negaranya berperang, beberapa mantan pejabat Israel menyalahkan Benjamin Netanyahu, Presiden Israel, atas memanasnya konflik dengan Hamas
Sepeti yang diungkapkan Kepala Biro Turki Media Middle East Eye Ragip Soylu dalam akun X (Twitter) miliknya @ragipsoylu, dilansir Rabu, 11 Oktober 2023.
Baca Juga: Makin Panas! Bakal Serang Jalur Gaza, Tentara Israel Tak Peduli Banyak Sandera Warga Sendiri
Dalam sebuah unggahan, Ragip mengutip pernyataan salah satu mantan pejabat Israel, yakni Mantan Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya'alon.
Dalam unggahan tersebut, Ya’alon mengajak oposisi pemerintaha Israel yang dipimpin Netanyahu untuk menolak ajakan sang presiden membentuk pemerintahan darurat imbas perang dengan Hamas.
Ia menyebut saat ini Netanyahu masih dalam situasi tidak dipercaya rakyat Israel usai disebut curang dalam Pemilu beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Prancis, Jerman, Italia dan AS Tegas Dukung Israel: Hamas Tak Wakili Aspirasi Rakyat Palestina!
“Saya menyerukan kepada oposisi untuk tidak membentuk pemerintahan darurat bersama Netanyahu, namun menuntut pengunduran dirinya,” kata Ya’alo, seperti yang ditulis Ragip dalam unggahan tersebut.
“Dia diperingatkan beberapa kali, dia tidak membiarkan Kepala Staf berbicara kepada Kabinet. Tidak ada kepercayaan padanya, bagaimana Anda bisa memimpin orang berperang seperti ini? Setiap jam dia tetap menjabat merupakan kerugian bagi negara,” lanjutnya.
Selanjutnya, ada Mantan kepala intelijen dalam negeri Israel Shin Beth Ami Ayalon yang menyebut jika pemerintahan Netanyahu harus tanggung jawab usai serangan yang menelan ratusan nyawa warga sipil.
Baca Juga: Kejutan! Usai Jalani 700 Pertandingan, Eden Hazard Putuskan Pensiun dari Sepak Bola Profesional
Ia juga menjelaskan, Hamas berhasil menusuk ke pertahanan Israel sebab kebijakan kemanan yang dibuat Netanyahu tidak berjalan semestinya.
“Sebagian besar tanggung jawab tentu saja ada pada pemerintah. Komandan semua organisasi keamanan mengatakan kepada (Netanyahu) bahwa kebijakan yang diambil buruk dan jelas akan dimanfaatkan oleh musuh-musuh kita,” kata Ayalon.