– Jepang belakangan ini mendapatkan masalah serius tentang penurunan nilai tukar Yen terhadap Dolar AS yang menyentuh ¥ 160,97. Hal tersebut merupakan yang terburuk semenjak 1986.
Ada hal menarik yang dilakukan Jepang untuk menyelamatkan diri dari anjloknya nilai tukar Yen terhadap Dolar AS, yaitu mengganti Wamenkue sebagai pengakuan dosa karena tidak bisa menghindari anjloknya nilai tukar Yen.
Pemerintah Jepang sangat serius untuk menyelamatkan negaranya. Upaya yang sangat berani dalam mengambil langkah pasti, yaitu mengganti sumber daya manusia di jabatan Wamenkue, dengan harapan menjadi lebih baik.
Penyebab anjloknya mata uang Yen adalah mengakhiri kebijakan suku bunga negatif dan menghapus kebijakan pengendalian kurva imbal pada Maret 2024. Kebijakan yang dibuat tersebut sangat berbeda dengan The Fed (Bank Sentral AS).
Pemerintah Jepang mendapatkan sisi negatif dan sisi positif terhadap dampak pelemahan Yen.
Dampak negatifnya adalah kegiatan impor yang semakin mahal, biaya hidup yang semakin meningkat, dan pendapatan yang tidak sebanding dengan biaya hidup.
Sementara dampak positifnya adalah meningkatnya nilai ekspor pada Mei 2024 sebanyak 13,5% sejak tahun lalu dan peningkatan operasi perusahaan jepang di luar negeri yang meningkat.
Jepang tanpa bicara dan banyak pertimbangan langsung mengganti Wamenkeu. Wamenkeu Masato Kanda digantikan oleh Atsushi Mimura. Jepang sangat responsif dalam menanggapi isu di negaranya.
Hal tersebut merupakan contoh yang baik bagi negara-negara berkembang dalam menangani masalah di negaranya masing-masing secara serius dan tanpa menunda-nunda waktu dengan pertimbangan yang terbelit-belit.
Harapan utama atas pergantian Wamenkeu adalah Yen segera pulih dengan secepatnya, agar masyakarat Jepang dapat kembali hidup tenang karena pendapatan sebanding dengan biaya hidupnya.***