- Sosok Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Saldi Isra menjadi sorotan beberapa hari ke balakang terkait putusan syarat usia Capres-Cawapres.
Saldi Isra adalah salah satu dari sembilan Hakim Mahkamah Konstitusi yang terlibat dalam hasil putusan perkara dengan nomor 90/PUU-XXI/2023 tersebut.
Putusan MK itu berimbas pada perubahan syarat Capres-cawapres. Dimana, mereka yang berpengalaman sebagai kepala daerah dapat maju sebagai capres-cawapres, meski belum berusia 40 tahun.
Baca Juga: Mega Proyek Bandara di Yogyakarta Telan Biaya Rp12 T: Bisa Tahan Gelombang Tsunami?
Saldi Isra merasa ada bingung saat pengambilan keputusan perubahan syarat Capres-Cawapres yang diajukan oleh salah satu mahasiswa bernama Almas Tsaqibbirru.
Kebingungan yang dimaksud bukan hanya pada substansi pasalnya yang dianggap open legal policy. Menurut Saldi, proses pengambilannya cukup cepat.
Sebab, pada tiga perkara lain, yang juga menggugat soal batas usia capres-cawapres, ditolak oleh MK.
Baca Juga: Andre Rosiade Dukung Pratama Arhan Tetap Main di Luar Negeri
Kebingungan itu disampaikan Saldi Isra dalam pernyataan dissenting opinion pada sidang yang berlangsung Senin 16 Oktober 2033.
"Saya bingung dan benar-benar bingung untuk menentukan harus dari mana memulai pendapat berbeda ini," kata Saldi Isra.
Lantas siapa sih sosoknya? Berikut ini redaksi coba mengulas profil Saldi Isra.
Hakim Konstitusi Saldi Isra resmi menjabat sebagai Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2023-2028 setelah dilakukan pemungutan suara dalam Rapat Permusyawakatan Hakim (RPH) terbuka untuk umum yang berlangsung di Ruang Sidang Pleno MK, Pada 15 Maret 2024.
Saldi Isra berada di urutan dua suara terbanyak di bawah Anwar Usman yang terpilih menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi.