bdadinfo.com

Pempek Khas Palembang Jawarai Kuliner Terbaik Se Asia Tenggara, Berikut Ini Sejarahnya - News

Pempek Khas Palembang Jawarai Kuliner Terbaik Se Asia Tenggara, Berikut Ini Sejarah Pempek yang Ternyata Dari Masyarakat Kayu Agung/Reginal Food

 
-Pulau Sumatera merupakan gudangnya kuliner lezat, hal ini terbukti dari beberapa makanan khas provinsi Sumatera yang menjuarai kontes kuliner, baik lokal hingga internasional.
 
Setelah sebelumnya pada bulan September 2023 Somay dinobatkan sebagai makanan street food terbaik. Kini, giliran Pempek khas Palembang yang unjuk kebolehan.
 
Pempek berhasil menempati peringkat pertama hidangan olahan ikan terbaik di Asia Tenggara versi Taste Atlas 2023.
 
 
Pempek mendapatkan nilai total 4,7 dari 5. Penilaian tersebut dilakukan berdasarkan penilaian ahli dan rating dari konsumen.
 
Selain pempek, ada 2 hidangan lagi dari Indonesia yang turut masuk ke dalam daftar olahan ikan terbaik se Asia Tenggara 2023.
 
Makanan tersebut yaitu Ikan Bakar yang berada di urutan kedua dengan skor 4,6 dari 5. Kemudian Pecel Lele menempati urutan ke 10 besar dengan skor 3,9.
 
 
Taste Atlas sendiri merupakan situs panduan online bagi siapa saja yang ingin melakukan perjalanan pengalaman untuk menikmati makanan.
 
Situs ini juga mengkhususkan untuk makanan tradisional otentik dari beragam negara, ulasan kritikus makanan, dan artikel penelitian tentang bahan dan hidangan populer.
 
Hidangan Pempek sendiri sudah lama menjadi salah satu kebanggaan Indonesia sebagai kuliner lezat yang juga disukai banyak orang.
 
 
Tidak hanya ada di Palembang, Pempek sekarang bisa kita temui hampir di seluruh daerah Indonesia. Mulai dari pempek restoran bintang lima hingga kaki lima di pinggir jalan.
 
Pempek atau disebut juga empek-empek adalah olahan ikan yang rasanya gurih dan biasanya dinikmati dengan kuah hitam bernama cuko.
 
Makanan yang dipercaya sudah ada sejak zaman kerajaan ini memiliki beberapa macam, yakni pempek kapal selam, lenjer, lenggang, dan lain veris lainnya.
 
 
Sedangkan dalam segi sejarah, Pempek memiliki beragam versi yang beredar di masyarakat. Ada yang menyebutkan makanan Pempek berasal dari makanan Tionghoa, ada pula yang mengatakan bahwa Pempek merupakan makanan asli kerajaan Sriwijaya.
 
Mengutip dari buku Repositoriositori Kemdikbud yang berjudul "Pempek Palembang" Inventari Perlindungan Karya Budaya, sejarah Pempek di Palembang sudah ada sejak sejak zaman masa kerajaan Sriwijaya yaitu sekitar abad VII.
 
Pendapat ini berdasarkan temuan prastasi Talangtuo yang menyatakan bahwa tanamam sagu telah dikenal oleh masyarakat Palembang pada abad ke VII.
 
 
Melalui beragam hasil penelitian dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Palembang, prasasti tersebut bertuliskan nama-nama pohon palem dan sagu yang dikenal oleh masyarakat Palembang dengan sebutan rembio atau rumbio. 
 
Dari temuan tersebutlah mengerucut pada kesimpulan bahwa Pempek merupakan kuliner karya budaya masyarakat Kayu Agung.
 
Masyarakat Kayu Agung pada masa itu dikenal sebagai salah satu suku Nusantara yang gemar berdagang, mereka berdagang dengan mengunakan kapal penisia melintasi sungai dan laut.
 
Dalam prosesnya, mereka melakukan sistem barter dan berhasil mendapatkan sagu dan ubi dari suku lainnya.
 
 
Dari situlah akhirnya muncul ide dari para pedagang untuk mencampurkan antara sagu yang mereka dapat dengan ikan yang ditangkap ketika berlayar.
 
Dari cerita tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelesan atau pempek hadir dalam kehidupan masyarakat di Palembang atau Sumatera Selatan merupakan hasil karya budaya dari masyarakat Kayu Agung.
 
Olahan pempek akhirnya menjadi semakin populer seiring dengan mudahnya ketersediaan ikan dan sagu di tengah-tengah masyarakat Palembang dan Sumatera Selatan.
 
 
Karena hal itu pula banyak pohon sagu yang telah ditanam di sepanjang Sungai Musi untuk diolah menjadi Pempek dan beragam olahan makanan lainnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat