- Debat pertama capres masih hangat diperbincangkan oleh elit politik, masyarakat serta tidak lepas dari pantauan pengamat politik.
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan yang diusung Koalisi Perubahan gencar melakukan serangan terhadap Prabowo Subianto yang merupakan capres nomor urut 2 pada debat pertama.
Keduanya saat ini tengah menjadi sorotan publik, lantaran capres Anies dan Prabowo terlihat mencolok rivalitasnya disesi debat pertama capres.
Baca Juga: Petani Milenial Tanah Datar akan Dikirim Bupati Eka Putr Pelatihan di The Farm Hill
Hal itu bermula kala Anies melakukan serangan kepada capres Prabowo, ia beranggapan bahwa Prabowo tidak tahan menjadi oposisi dari pemerintah.
Anies juga menyinggung pernyataan dari Prabowo yang mengatakan bahwa bisnisnya tidak berjalan karena tidak berkuasa.
"Oposisi itu penting, dan sama-sama terhormat. Sayangnya, tidak semua orang tahan menjadi oposisi, seperti yang disampaikan Pak Prabowo," ujar Anies.
"Beliau sendiri yang menyampaikan, bahwa tidak berada dalam kekuasaan membuat tidak bisa berbisnis, tidak bisa berusaha," ungkap Anies, dalam debat pertama capres.
Baca Juga: PLN Kembangkan Layanan Bisnis Beyond kWh, Apa Itu?
Dilansir dari kanal YouTube @Total Politik pada Jumat, 15 Desember 2023. Pengamat politik Hasan Nasbi menyebutkan bahwa Prabowo sejak tahun 2004 telah menjadi oposisi pemerintah.
Sedangkan menurutnya, capres Anies mulai menjadi oposisi baru-baru ini pada tahun 2017, dan ia beranggapan bahwa apa yang disampaikan Anies tidaklah elok.
"Jangan bilang adu tahan jadi oposisi, Pak Prabowo dari tahun 2004, 2009, 2014, 2019 jadi oposisi. Jangan ngajarin Pak Prabowo soal jadi oposisi, Mas Anies baru dari tahun 2017 jadi oposisi," katanya.
"Itupun oposisi sebagai Gubernur DKI, Jabatan dia. Begitu selesai jadi menteri cari jabatan lagi kan ikut pemilihan lagi," sambungnya.
Baca Juga: Puluhan ASN Purnatugas di Tanah Datar, Bupati Eka Putra Berikan Penghargaan
Menurut Hasan, Prabowo telah lama diluar pemerintah dan tak pernah menyerah, sedangkan pernyataan dari Anies seolah merendahkan capres nomor urut 2.