- Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat menegaskan pentingnya pelestarian bahasa daerah, khususnya bahasa Minangkabau, sebagai bagian dari identitas budaya yang harus dijaga.
Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) menjadi fokus utama, yang melibatkan peran aktif guru dalam menyampaikan dan menerapkan bahasa daerah kepada anak didiknya di sekolah.
Kepala Balai Bahasa Sumbar, Dr. Eva Krisna, menggarisbawahi perlunya pelatihan bagi para guru untuk menerapkan bahasa daerah dalam pembelajaran di kelas.
Baca Juga: Pemko Padang Panjang Gelar Rakor Penyusunan LPPD 2023
"Guru perlu menghadirkan kegiatan yang menarik bagi siswa dan berhubungan dengan bahasa daerah, karena merekalah generasi penerus kelestarian bahasa Minangkabau di masa depan," ujarnya saat berdiskusi dengan Bupati Agam, Selasa 13 Februari 2024.
Eva Krisna menyarankan agar guru dapat mengorganisir berbagai kegiatan seperti lomba atau festival pidato adat, berpantun, dan bercerita dalam bahasa daerah atau Minangkabau.
Untuk mendukung upaya ini, Balai Bahasa Sumbar berharap Pemerintah Kabupaten Agam bersedia bekerjasama dalam menyelenggarakan acara-acara terkait bahasa daerah.
"Pemkab Agam dapat menjadi mitra dalam merealisasikan program-program ini," ungkapnya.
Inisiatif ini didasarkan pada arahan dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas), yang kemudian diteruskan oleh Balai Bahasa Sumbar kepada pemerintah daerah.
Baca Juga: Livery Baru 2024 Berbeda Jauh dari Sebelumnya, Pertanda Repsol Pelan-pelan Tinggalkan Honda?
Bupati Agam, Dr. H Andri Warman, memberikan dukungan penuh terhadap program tersebut.
"Kami sudah melaksanakan festival terkait bahasa daerah sebelumnya. Jika Balai Bahasa Sumbar ingin bekerjasama, kami siap mendukungnya," tegasnya.
Andri Warman menekankan pentingnya regenerasi bahasa Minangkabau untuk memastikan kelangsungan budaya dan identitas lokal.
"Jika diperlukan, kami siap untuk membuat kesepakatan kerjasama," tambahnya.