- Mantan Ketum PPP Romahurumuziy (Rommy) menyadari bahwa menjadi politikus sekaligus pejabat publik memiliki risiko yang besar.
Sewaktu-waktu, Rommy bisa saja dihukum dengan pidana penjara. Rommy bertekad untuk mengambil risiko tersebut.
Namun ia sempat memiliki kekhawatiran. Saat ia digadang-gadang sebagai cawapres pendamping Jokowi pada Pemilu 2019 silam.
Baca Juga: Pastikan Rommy PPP Berbohong, Novel Baswedan: Bersyukur Allah SWT Buka Aibnya Hanya Kasus Kecil
Ia takut meniru jejak Mantan Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang dijebloskan penjara atas tuduhan korupsi proyek Hambalang pada 2012 lalu.
"Saya gak mau di-Anas-kan," kata Rommy dalam Podcast Total Politik seperti dilihat , Kamis, 4 Mei 2023.
Saat itu ia diminta Jokowi untuk memasang billboard bergambarnya. Yang ada di pikiran Rommy, adalah kekhawatiran.
Baca Juga: Hasto Kristiyanto Berpantun Dalam Pertemuan PDI-P dan PPP: Mereka Saudara Tua Kita
Pasalnya ia merupakan ketua umum termuda yang memimpin sebuah partai. Akan banyak orang yang tidak suka dengan Rommy jika muncul sebagai cawapres.
"Baik orang di luar atau di dalam lingkungan bapak sendiri (Jokowi). Saya mau usia politik saya panjang. Jadi, tidak usahlah saya terlalu menonjol," ujarnya.
Singkat cerita, Rommy akhinya mau memasang billboard. Ia pun diminta memberikan tiga foto terbaik dan Jokowi memilih langsung.
Baca Juga: Aduh, Ditinggal PPP yang Dukung Ganjar KIB akan Bubar? Begini Jawaban Zulhas dan Lamhot
"Cari pengarah gaya yang bagus, setor tiga yang bagus, saya yang pilih'. Dan itu yang terjadi," ungkap Rommy.
Namun pada akhirnya, Rommy juga terseret kasus hukum. Ia terjaring OTT KPK menjelang Pemilu 2019.
Tapi ia hanya divonis 2 tahun penjara dan kembali merdeka laiknya politikus biasa.