bdadinfo.com

Jokowi Tegaskan Pemerintah Tengah Upayakan Evakuasi WNI yang jadi Korban TPPO di Myanmar - News

Presiden Jokowi telah sahkan Provinsi baru di wilayah Papua (Instagram @jokowi)

- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapannya terkait kasus Warga Negara Indonesia (WNI) yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan setelah menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar.

Presiden Jokowi dengan tegas menyatakan, bahwa saat ini pemerintah tengah berupaya untuk mengevakuasi 20 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar.

Presiden Jokowi menerangkan, jika para WNI tersebut telah tertipu serta tidak dipekerjakan dengan layak dan dibawa ke tempat yang tidak diinginkan. Namun, Kepala Negara menyampaikan jika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sedang berkomunikasi dengan pihak Myanmar.

Baca Juga: Ogah Undang Surya Paloh ke Rapat Ketum Partai, Jokowi Panen Hujatan hingga Dibandingkan dengan SBY, Kenapa?

“Kementerian Luar Negeri sedang berkomunikasi dengan Myanmar agar WNI kita yang ada di sana. Ini kan penipuan dibawa ke tempat yang tidak diinginkan oleh mereka,” kata Presiden dalam keterangannya kepada awak media di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta.

Lebih lanjut, Mantan Wali Kota Surakarta tersebut menambahkan, bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kini sedang melakukan berbagai langkah untuk memastikan keselamatan WNI serta upaya untuk mengevakuasi dengan segera dan bisa kembali ke Tanah Air.

“Kementerian Luar Negeri, Bu Menlu, sedang berusaha untuk melakukan evakuasi. Jadi kita sedang berusaha untuk membawa, mengevakuasi mereka keluar dari Myanmar,” pungkasnya.

Dalam keterangan terpisah, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkapkan, Myanmar yang kini dalam situasi konflik menyulitkan Pemerintah Indonesia untuk masuk ke wilayah tersebut dalam prosesnya membebaskan para WNI.

"Sekarang jadi agak bermasalah itu adalah yang ada di Myanmar karena terjebak situasi konflik sehingga kita sulit masuk," ungkap Mahfud.

Hal tersebut menyebabkan, proses evakuasi para WNI sedikit lebih lambat dan membutuhkan waktu yang lama, keadaan tersebut berbeda jika para WNI berada di negara yang sedang tidak mengalami konflik.

Baca Juga: Masih Ingat? Mahfud MD Pernah Gagal jadi Cawapres Jokowi, Begini Kisahnya Terjadi di 2019

"Sementara yang terjebak situasi sulit itu di Myanmar. Yang negara lain sejauh bisa dilacak dan kita pulangkan," tambahnya.

Sebagai informasi, sekitar 20 WNI mengaku, mereka telah disekap, disiksa, diperbudak, dan diperjualbelikan di Myanmar melalui sindikat mafia penipuan online.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat