- 12 Mei merupakan sebuah yang amat menyakitkan bagi bangsa Indonesia, terutama bagi keluarga korban.
12 Mei 1998, sebuah peristiwa berdarah terjadi yang akhirnya merenggut empat mahasiswa Trisakti. Peristiwa tersebut dikenal sebagai Tragedi Trisakti.
Tragedi Trisakti yang terjadi pada 12 Mei tersebut menjadi pemicu amarah masyarakat di seluruh Tanah Air.
Berita tersebut tersebar dengan cepat hingga akhirnya beberapa hari kemudian, rezim Orde Baru yang sudah berkuasa selama 32 tahun runtuh.
Semua hal ini terjadi ketika situasi ekonomi berupa krisis finansial sepanjang tahun 1996-1998 di Asia termasuk Indonesia saat itu.
Pada tahun 1998, rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto telah berkuasa selama lebih dari 30 tahun.
Baca Juga: Preview Real Madrid vs Getafe Liga Spanyol, Cek Prediksi Skor, Head to Head dan Susunan Pemain
Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Soeharto semakin meningkat, terutama di kalangan mahasiswa dan masyarakat umum yang merasa terpinggirkan dan tidak puas dengan praktik korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan kekayaan yang tidak merata.
Pada tanggal 12 Mei 1998, ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta melakukan unjuk rasa di sekitar Gedung Nusantara.
Unjuk rasa ini adalah bagian dari serangkaian demonstrasi yang terjadi di seluruh Indonesia dalam gerakan reformasi yang meminta perubahan politik dan demokratisasi.
Unjuk rasa ini berlangsung damai pada awalnya, tetapi situasi menjadi tegang ketika polisi menghadapi mahasiswa dengan kekerasan.
Mahasiswa merespons dengan melemparkan batu dan molotov ke arah polisi. Bentrokan terjadi antara polisi dan mahasiswa, dan situasi semakin memanas.
Pada sore hari, sekira pukul 17.00, pasukan keamanan membuka tembakan dan gas air mata ke arah mahasiswa.