bdadinfo.com

Penyambung Kemerdekaan, Kota Bukittinggi Punya Peran Penting Jadi Ibu Kota Negara Sementara Masa PDRI - News

Kota Bukittinggi Punya Peran Penting Jadi Ibu Kota Negara Sementara (p2k.stekom.ac.id)

- Indonesia akan menyambut hari kemerdekannya yang jatuh pada hari Kamis, 17 Agustus 2023.

Namun, tahukah kamu bahwasanya Provinsi Sumatera Barat, tepatnya Kota Bukittinggi pernah menjadi Ibu Kota Indonesia sementara?

Ibu Kota Indonesia Sementara ini lebih dikenal dengan masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Baca Juga: Moises Caicedo Pecah Rekor Transfer Termahal di Inggris, Resmi Bergabung dengan Chelsea

PDRI merupakan bentuk penyelenggara pemerintahan Republik Indonesia yang dipimpin oleh Syaruddin Prawinegara. Kabinet kala itu dikenal dengan nama Kabinet Darurat.

Berdirinya Kota Bukittinggi, Sumatera Barat menjadi Ibu Kota darurat terhitung sejak 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949.

Jauh sebelum dibentuknya PDRI, Ibu Kota RI yang kala itu berada di Yogyakarta telah dikuasai Belanda dalam Agresi Militer Belanda II.

Baca Juga: Ngeri-ngeri Sedap, Jambi Teken Proyek JTTS Tahap II Senilai Rp2,7 Triliun, ke Palembang Jadi Makin Cepat 

Mereka menyiarkan berita bahwa Indonesia sudah bubar secara berulang kali.

Hal ini dapat terjadi karena para pemimpin RI telah ditangkap. Para pemimin tersebut diantaranya Soekarno, Hatta dan Syahrir.

Mendengar berita bahwa tentara Belanda sudah menduduki Ibu Kota Yogyakarta, pada 19 Desember 1948, beberapa tokoh mengadakan perundingan.

Baca Juga: Nulis Ukara Nganggo Aksara Rekan lan Angka Jawa, Kunci Jawaban Bahasa Jawa Kelas 9 Halaman 17 18 19 Gladhen

Tokoh tersebut diantaranya Mr. Syafruddin Prawiranegara, Kol. Hidayat, Panglima Tentara dan Teritorium Sumatera, Mr. Teuku Mohammad Hasan, Gubernur Sumatera atau Ketua Komisaris Pemerintah Pusat.

Pada malam itu juga mereka meninggalkan Bukittinggi menuju Halaban yang merupakan daerah perkebunan teh, 15 Km di selatan kota Payakumbuh.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat