bdadinfo.com

Antisipasi Dampak Gempa, Pakar Konstruksi Usulkan Gunakan Pondasi KJRB untuk Gedung Pelayanan Publik - News

Bangunan Rumah Sakit yang menggunakan pondasi KJRB di daerah rawan gempa

 - Pakar gempa dari UNP yang merupakan alumni Chiba University Japan, Pakhrur Razi meminta pemerintah dan masyarakat menaruh perhatian penting saat akan mendirikan bangunan di daerah rawan gempa, terutama bangunan gedung Rumah Sakit (RS).

Sebab RS merupakan tempat berkumpulnya banyak masyarakat serta tempat tujuan pascagempa besar terjadi.

Baca Juga: Bocah 3 Tahun Bikin Geger, Tertimbun Runtuhan Gempa Cianjur 3 Hari 2 Malam Tetap Selamat

Saat diskusi dengan Haluan, Pakhrur menyebut jika ingin mengurangi dampak bencana terutama gempa bumi, pemerintah juga harus memperketat pengawasan dan pemberian izin saat pendirian bangunan.

Pakhrur yang kini juga menjadi Kepala Riset center Disaster Monitoring and Earth Observation (DMEO) ini mengatakan konstruksi bangunan yang cocok untuk daerah rawan gempa, selain memperhatikan desain bangunan juga harus disesuaikan dengan lokasi. Apakah daerah tersebut rentan akan terjadi likuefaksi, pergerakan tanah ataupun longsor.

Baca Juga: Relawan Korban Gempa Cianjur Dicegat Paksa Warga, Netizen: Setiap Musibah Selalu Ada Oknum

"Untuk daerah-daerah yang berpotensi likuifaksi hendaknya kedepan tidak dijadikan sebagai pemukiman penduduk. Jikapun sekarang sudah ada, maka bangunan-bangunan tersebut harus didesain dengan konstruksi rumah tahan gempa," katanya.

Tidak kalah penting untuk bangunan-bangunan yang banyak dikunjungi masyarakat. Konstruksi pada bangunan yang banyak di kunjungi oleh masyarakat seperti rumah sakit, kampus, gedung pemerintah, swalayan yang menggunakan struktur bangunan tahan gempa merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar lagi. 

"Khusus rumah sakit, dapat kita dibayangkan, apa yang terjadi jika bangunan yang seharusnya digunakan sebagai tempat perawatan bagi korban bencana menjadi bangunan yang menyebabkan terjadinya korban. jadi, rumah sakit sangat vital, tidak boleh sampai roboh atau tidak bisa digunakan karena RS sebagai tumpuan penyelamatan korban," ucapnya.

Pakhrur meminta pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi harus benar-benar melakukan assessment untuk memastikan kesiapan dan kesiapsiagaan di bangunan yang banyak dikunjungi orang, terutama di rumah sakit.

Hal senada juga dikatakan Pakar gempa dari Universitas Andalas (Unand), Badrul Mustafa Kemal. 

Badrul mengingatkan pemerintah harus terus memperhatikan rancangan bangunan yang akan dikeluarkan izinnya, apakah sudah sesuai dengan standar yang berlaku. Kemudian mengawasi pembangunannya secara ketat. Sebab sering terjadi, pelaksanaan di lapangan tidak sesuai bestek. 

Selain itu, pemerintah juga diminta melanjutkan assessment/penilaian bangunan yang menghimpun banyak orang seperti mall, kantor-kantor pemerintah dan swasta, rumah-rumah sakit, sekolah, Bimbel, apakah sudah aman saat sewaktu-waktu terjadi gempa.

Disisi lain, salah satu hasil cipta anak bangsa yang teruji tahan gempa yakni pondasi konstruksi Jaring Rusuk Beton (KJRB) yang merupakan penyempurnaan dari Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) telah diakui tepat digunakan untuk daerah rawan gempa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat