- Songket Pandai Sikek merupakan salah satu produk kerajinan tangan yang menjadi warisan budaya di Ranah Minangkabau, Sumbar.
Nama songket Pandai Sikek diambil dari sebuah nama Nagari (Desa) yakni Nagari Pandai Sikek, di Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar.
Keberadaan tenun songket Pandai sikek ini dikenal dengan keindahan dan kemewahannya yang menggunakan benang emas dalam pembuatannya.
Kerajinan tenun songket Pandai Sikek telah ada sejak sebelum zaman kolonial Belanda, yang terus diwarisi secara turun temurun khususnya perempuan.
Baca Juga: Gagah Gagahan Berujung Maut, Pemuda Palembang Tewas Usai Kelamin Ditusuk Tombak, Ini Kronologinya
Dilansir dari situs warisan budaya Kemdikbud, kerajinan menenun di negeri Pandai Sikek ini telah ada sebelum abad ke 17 yang terus berkembang dari masa ke masa.
Namun pada saat zaman kolonial Belanda, kerajinan ini sempat tersendat karena kebijakan-kebijakan kongsi dagang VOC yang tidak mendukung pengembangan usaha kerajinan tenun tersebut.
Namun pasca era penyerangan dan penguasaan penjajah berakhir, geliat untuk mengembangkan kerajinan tenun tersebut terus berkembang.
Baca Juga: Mengenal Madam Pang, Manajer Wanita Kaya nan Cantik di Balik Kemenangan Timnas Thailand
Hal ini tidak terlepas dari budaya yang melekat bagi masyarakat Pandai Sikek itu sendiri, yang terus mewarisi kepandaian mereka secara turun temurun khususnya kaum perempuan.
Konon katanya, dahulu kepandaian untuk menenun tersebut hanya boleh diwarisi kepada garis keturunan yang sama atau dikenal dengan istilah Saparuik.
Apabila aturan tersebut dilanggar, atau kepandaian menenun tersebut tidak diwarisi, maka hidup mereka akan dilanda kesengsaraan.
Baca Juga: Cocok Dijadikan Hadiah, Ini Dia Emas 3D Edisi Imlek Beserta Harga dan Keunggulannya
Namun, di tengah perkembangan zaman saat ini, keterampilan menenun ini sudah bisa dipelajari di sentra-sentra kerajinan tenun songket di Minangkabau.