bdadinfo.com

Wah Tega! Jokowi Preteli Megawati Pakai Prabowo, BIN Dibuat Bingung, Pecah Belah PDIP Gerindra - News

Jokowi preteli Megawati lewat Prabowo, pecah belah PDIP Gerindra (BPMI Setpres/Laily Rachev)

- Beberapa waktu lalu Jokowi dan Prabowo bertemu, dan Kepala Negara memerintahkan Menteri Pertahanan itu untuk mengelola Badan Intelijen Negara atau BIN.

Perintah Jokowi ke Prabowo untuk kelola informasi intelijen BIN itu dinilai pengamat politik sebagai bentuk perlawanan balik terhadap sikap Megawati.

Manuver itu, menurut pengamat, adalaha siasat Jokowi preteli Megawati.

Baca Juga: Bisa-bisanya saat Umrah Pria Sulsel Ini Mesum ke Perempuan Libanon

Baca Juga: Dear Bobotoh, Persib Bandung Hukum Suporter Nyalakan Flare: Dilarang Nonton di Stadion Seumur hidup!

Pengamat menilai manuver Jokowi itu buntut pidato Megawati saat HUT Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) beberapa waktu lalu yang dinilai menyerang Jokowi.

"Jadi sekali lagi, Pak Jokowi hanya karena ingin balas dendam dengan Ibu Mega, maka kekuasaan ibu Mega itu dipreteli di BIN," ucap Rocky Gerung, pengamat politik dikutip  dari kanal Youtube Rocky Gerung Official, Sabtu 21 Januari 2023.

Presiden akal sehat itu menilai bahwa perintah kelola info intelijen kepada Menhan tersebut agar informasi strategis dikuasai oleh Prabowo.

Baca Juga: Simak Biaya Ibadah Haji 2023 Diusulkan Naik, dari 39 Juta jadi 69 Juta Rupiah, Ternyata Alasannya Ini

Rocky menilai, saat ini Jokowi sedang menghadapi kepanikan karena kehabisan peralatan untuk bertempur dengan Megawati, sehingga mendekat ke Prabowo untuk bisa mengelola BIN.

Namun hal yang paling penting dari semua itu, menurutnya adalah tindakan Jokowi sudah mempolitisasi Badan Intelijen Negara (BIN).

"Hal yang sudah dipastikan dalam undang-undang, sekarang fungsinya itu, langsung atau tidak langsung, artinya dipindahkan ke departemen pertahanan, padahal departemen pertahanan adalah user dari BIN," jelas Rocky.

Baca Juga: Ini Profil Lengkap Noni Madueke, Pemain Anyar Chelsea yang Berusia 20 Tahun

Dia menjelaskan, departemen pertahanan itu adalah pengguna informasi dari BIN, bukan bertugas sebagai pengumpul informasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat