bdadinfo.com

Suku Mandailing, Kelompok Suku Batak dengan Mayoritas Islam dan Memiliki Kedekatan dengan Suku Minangkabau - News

Suku Mandailing memiliki masyarakat dengan mayoritas memeluk agama islam (batak-people.blogspot.com)

- Sumatera Utara memang identik dengan marga Suku Batak sebagai salah satu suku terbesar di Indonesia yang bermukim dari pantai barat dan pantai timur di Provinsi Sumatera Utara.

Suku Batak juga memiliki beberapa kategori yang unik dan sering didengar oleh masyarakat sekitar seperti marga Angkola, Karo, Mandailing, Pakpak-Dairi, Simalungun, Toba dan Pardembanan.

Namun mayoritas dari mereka adalah penganut agama Kristen, tetapi ada satu suku Batak yang penduduk terbesarnya adalah penganut Agama Islam dan memiliki kedekatan dengan Suku Minangkabau yaitu Batak Mandailing.

Baca Juga: Keren! Belitong Bangka Belitung Ditetapkan UNESCO Sebagai Global Geopark

Batak Mandailing adalah suku Batak yang merupakan kelompok etnik pribumi yang menghuni kawasan Tapanuli Selatan dan berada di wilayah perbatasan dengan Sumatera Barat yang di identik dengan Minangkabau.

Batak Mandailing memiliki ikatan yang dekat dengan suku Minangkabau berkat jalur perdagangan sehingga satu persatu mereka mulai memeluk agama Islam dan menjadi bagian yang tak terpisahkan hingga saat ini.

Mereka pernah berada di bawah pengaruh Kaum Padri dari Minangkabau, sehingga secara kultural, suku tersebut dipengaruhi oleh Budaya-budaya Islam, sebagian kecil etnis ini juga ada yang bermukim di Selangor dan Perak, salah satu Kota ternama di Malaysia.

Baca Juga: Dana Desa Naik Rp2 Milyar, Bireun Gunakan untuk Bangun Asrama Mahasiswa dan Tertibkan Sarang Walet Ilegal

Sejarah harfiah, Batak Mandailing ini memiliki jumlah populasi sebanyak 1.500.000 jiwa dan memiliki penduduk yang beragama Islam sebanyak 99 persen, menjadi jumlah lebih banyak dari penduduk di Batak Karo, Toba dan Simalungun yang kebanyakan dari mereka pemeluk Kristen.

Awal mula Batak Mandailing mengenal Islam semenjak era terjadinya Perang Padri melawan pasukan penjajahan Belanda, dimana pada saat itu terjadi Perang Padri sedang berkecamuk di seluruh wilayah Sumatera Barat.

Perang Padri dipimpin oleh kelompok ulama puritan yang kemudian melakukan invasi ke Mandailing, hingga ke tepian Danau Toba.

Baca Juga: 5 Menu Restoran Padang Khas Minangkabau yang Jarang Diketahui, Kalio Ternyata Jadi Favorit!

Akibat serangan tersebut banyak dari masyarakat Mandailing yang dibawa dan dipekerjakan di Pasaman, Sumatera Barat.

Bahkan ada beberapa catatan yang menunjukkan bahwa penyebaran Agama Islam di Mandailing Natal terjadi pada abad ke 18 Masehi yang dibawa oleh ulama dari Minangkabau seperti Syekh Abdul Fattah (1765-1865), Syekh Abdul Rauf (1869) Masehi, kemudian dilanjutkan oleh murid dari Syekh Abdul Fattah yang bernama Syekh Abdul Malik (1905) Masehi yang dikenal dengan sebutan Baleo Natal.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat