- Tanah Batak merupakan salah satu kawasan yang memiliki keunikan tersendiri ketimbang wilayah-wilayah lain yang ada di Pulau Sumatera.
Tanah yang berpusat di sekitaran Danau Toba tersebut mayoritas penduduknya memeluk agama Kristen, tak seperti wilayah-wilayah lainnya di Sumatera yang kebanyakan memeluk agama Islam.
Beragam upaya sempat dilancarkan untuk melakukan islamisasi terhadap wilayah tersebut, salah satunya sempat dilakukan oleh orang Minang, tepatnya kaum padri. Kisah ini merupakan salah satu sejarah kelam bagi masyarakat Minang dan Batak.
Baca Juga: Musi Banyuasin Sumatera Selatan Jadi Penghasil Gas Alam Terbesar Pertama di Indonesia
Sekitar tahun 1818, kaum padre yang dipimpin oleh Tuanku Lelo melancarkan serangan ke Tanah Batak. Serangan yang dilancarkan oleh kaum padri tersebut memiliki misi khusus, yaitu misi islamisasi.
Serangan yang dilakukan kaum padri terhadap Tanah Batak saat itu bisa dibilang sangatlah sadis. Sebelum menginvasi, mereka terlebih dahulu membunuh kaum adat dan setelahnya baru menyerang desa-desa.
Hal tersebut terbukti efektif, kaum padri berhasil mengislamkan Tapanuli Selatan dengan menguasai wilayah Mandailing.
Baca Juga: Si Lancang, Cerita Rakyat Provinsi Riau tentang Anak yang Tak Akui Ibu Kandungnya
Kaum padri pun mulai bergerak ke arah Tanah Batak, tepatnya di sekitar Danau Toba. Selama penyerangan, kaum padri tidak segan-segan mengeksekusi siapapun yang menolak untuk masuk Islam.
Walaupun sudah dilakukan dengan cara represif, tetap saja upaya islamisasi terhadap Tanah Batak oleh kaum padri mengalami kegagalan, sama seperti yang pernah dialami oleh Kesultanan Aceh.
Adapun alasan utama gagalnya islamisasi Tanah Batak oleh kaum padri tersebut adalah karena munculnya penyakit mematikan yang disebut oleh Orang Batak sebagai Begu Attuk.
Begu Attuk sendiri apabila diartikan dengan pengertian sekarang dikenal sebagai penyakit kolera. Lalu bagaimana bisa penyakit Begu Attuk ini menggagalkan upaya islamisasi dari kaum padri tersebut?
Setelah kaum padri membantai Orang Batak selama invasi, mereka membiarkan mayat-mayat tersebut tergeletak dan membusuk. Hal tersebut membuat lingkungan menjadi tercemar.