- Pinjaman online menjadi salah satu produk keuangan yang masih cukup digemari oleh masyarakat Indonesia.
Generasi muda saat ini menjadi pihak yang paling banyak memanfaatkan pinjaman online untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Hanya saja, banyak risiko yang harus dihadapi, terutama jika melakukan pinjaman online ke pihak yang ilegal dan tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga: Peta Politik Pilpres 2024 Usai Demokrat Merapat ke KIM: Prabowo Terbanyak, Anies - Ganjar Tipis
Beberapa waktu lalu sempat heboh terkait sebuah kejadian di UIN Raden Mas Said Surakarta.
Diberitakan pada saat itu bahwa banyak mahasiswa baru yang dipaksa untuk mendaftar pinjaman online pada saat acara pengenalan.
OJK pun turun tangan mendalami kasus ini, dan pada akhirnya diketahui bahwa mahasiswa baru tersebut bukan disuruh mendaftar pinjaman online, melainkan paylater.
Baca Juga: Resmi! Download Pengadaan Formasi BIN CPNS 2023 PDF, Lengkap Beserta Syarat Administrasi Terbaru
Kasus tersebut membuat OJK mengadakan kegiatan edukasi keuangan sekaligus pendampingan bagi mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta pada 8 September 2023 lalu.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK yaitu Friderica Widyasari Dewi turut hadir untuk memberikan edukasi tersebut.
''Kami hadir disini untuk memberi edukasi serta pendampingan kepada mahasiswa supaya memiliki literasi keuangan yang baik,'' ujar Friderica.
Ia memberitahukan kepada generasi muda supaya lebih berhati-hati dan bijak dalam memilih berbagai produk keuangan.
''Kita harus menghindari penipuan investasi atau aktivitas keuangan ilegal dan menggunakan produk keuangan dengan baik supaya tidak menyusahkan generasi muda,'' lanjutnya.