bdadinfo.com

Data Ungkap Orang Korsel Makin Banyak Beli Barang Mewah, Tapi Irit Beli Makanan Demi Naikan Strata Sosial - News

Data ungkap jika semakin banyak orang Korsel  beli barang mewah, makannya pin makin irit demi naikkan strata sosial ( Gambar oleh gonghuimin468/Pixabay)

- Mengagetkan data mengungkapkan bahwa orang Korsel (Korea Selatan), makin banyak yang membeli barang mewah, tapi irit beli makanan hanya demi naikan strata sosial

Dimana sebelumnya juga sempat viral video orang Korsel yang mengenakan pakaian mewah berharga puluhan juta rupiah membeli dosirak atau nasi box murah di supermarket. 

Mengenai fenomena tersebut, data pun mengungkapkan bahwa jika konsumsi brand luxury tinggi, maka hal itu juga akan diiringi dengan konsumsi dosirak yang juga semakin tinggi.

Baca Juga: Dituding Bela Sipir Lapas Rajabasa Dhawank Delvi, Segini Harta Kekayaan Sorta

Sebagaimana dilansir dari akun instagram Panncafe,  data menunjukan bahwa penjualan brand mewah di tahun 2022 naik secara signifikan dimana penjualan Hermes Korea naik 23 persen, Louis Vuitton Korea naik 15 persen, Christian Dior Couture Korea naik 33 persen dan Rolex Korea naik 22 persen.

Selain semakin banyak pembeli dosirak, data tersebut juga mengungkapkan bahwa masyarakat juga akan semakin menurunkan kualitas dosirak mereka.

Yang mana tak sedikit masyarakat yang lebih memilih untuk membeli dosirak dengan harga dibawah 4000 won (44 ribu rupiah) dan bahkan sekarang dosirak seharga 1000 won (11.500 rupiah) pun laku di pasaran.

Baca Juga: Cuaca Panas Landa Indonesia, Heatwave atau Bukan Sih Seperti di Bangladesh? Tenang BMKG Jelaskan Begini

Fenenome ini timbul akibat adanya pemikiran di masyarakat yang menganggap bahwa barang branded bisa menaikkan 'strata sosial'.

Apalagi di kalangan generasi Milennial dan Gen-Z, barang brande dinilai bisa membuat mereka merasa lebih mudah dan percaya diri untuk mendapatkan koneksi, pekerjaan, dan berbagai benefit lain secara sosial.

Bahkan seorang peneliti senior KB Securities bernama Jeong So-yeon, menuturkan bahwa jika melihat dari persepektif polarisasi, tren konsumsi barang branded ini akan menjadi polarisasi yang mana semakin meledaknya konsumsi barang mewah, maka membeli makanan atau kebutuhan sehari-hari berharga murah akan menjadi hal yang biasa. 

“Dari perspektif jangka panjang, tren ini menjadi polarisasi. Pada saat konsumsi barang mewah meledak, membeli makanan atau kebutuhan sehari-hari (melalui online) dengan harga termurah telah menjadi (hal yang) biasa," pungkas Jeong So-yeon. (*)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat