bdadinfo.com

Cuaca Panas Landa Indonesia, Heatwave atau Bukan Sih Seperti di Bangladesh? Tenang BMKG Jelaskan Begini - News

Cuaca panas landa Indonesia, benarkah heatwave seperti di Bangladesh, ini penjelasan BMKG (Pixabay/RozsZie)

- Gelombang panas atau heatwave tengah melanda beberapa negara di Asia Selatan. 

Gelombang panas mengakibatkan lonjakan suhu secara drastis di beberapa negara. Nah apa penjelasan BMKG soal cuaca panas di Indonesia belakangan ini ya.
 
Bangladesh mencatatkan suhu terpanas dengan suhu mencapai 51 derajat celcius pada 17 April 2023. Thailand juga melaporkan rekor baru suhu terpanas di wilayahnya yang mencapai 45,4 derajat celcius. 
 
Gelombang panas diketahui melanda beberapa negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara seperti India, Bangladesh, Myanmar, Thailand, dan Laos. 
 
 
China dan Jepang juga melaporkan suhu yang lebih tinggi dibanding suhu April pada tahun-tahun sebelumnya. 
 
Lantas apakah Indonesia saat ini juga sedang terdampak gelombang panas?  Menurut BMKG, suhu di Indonesia pada April ini memang mengalami kenaikan, namun bukan gelombang panas.
 
"Untuk bisa dianggap sebagai gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik," tulis BMKG seperti dikutip dari akun Instagram @infobmkg yang diunggah pada 25 April 2023. 
 
Misalnya 5 derajat celsius lebih panas dari rata-rata klimatologis suhu maksimum, dan setidaknya telah berlangsung dalam lima hari berturut-turut.
 
 
Sedangkan suhu tertinggi yang tercatat di Indonesia mencapai 37,2 derajat celsius. 
 
Suhu tersebut hanya terjadi satu hari di satu lokasi, sehingga tidak bisa diklasifikasikan sebagai gelombang panas. 
 
Selain itu lonjakan suhu maksimum 37,2 derajat celsius tersebut juga tidak signifikan dibanding suhu maksimum yang umum terjadi di Indonesia setiap tahun, yaitu 34-36 derajat celsius. 
 
BMKG juga menambahkan suhu panas yang terjadi di Indonesia di April hingga Mei merupakan hal yang normal. Hal ini disebabkan oleh gerak semu matahari. 
 
 
Gerak semu matahari mengakibatkan terbentuknya angin mansun Australia yang kering dan kelembapan udaranya kurang. 
 
Angin yang kering ini mempengaruhi pembentukan awan sehingga tutupan awan menjadi kurang. 
 
Kurangnya tutupan awan menyebabkan radiasi matahari bisa sampai dengan optimal ke permukaan bumi. (*)
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat