bdadinfo.com

Pariaman, Kota Tertua di Pantai Barat Sumatera yang Kaya dengan Sejarah - News

Potret Kota Pariaman (pariamankota.go.id)

 
Pariaman, sebuah kota yang terletak di pantai barat Pulau Sumatera, telah lama menjadi tempat yang dikenal oleh pedagang bangsa asing sejak abad ke-16. 
 
Dalam catatan sejarah, Pariaman diketahui telah memiliki lalu lintas perdagangan yang aktif antara India dengan kota ini serta daerah-daerah lain seperti Tiku dan Barus. 
 
Informasi ini pertama kali ditemukan oleh Tomec Pires (1446-1524), seorang pelaut Portugis yang bekerja untuk kerajaan Portugis di Asia.
 
 
Pariaman tidak hanya dikenal sebagai pusat perdagangan yang sibuk pada masa lampau, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang penting. 
 
Secara historis, Pariaman diakui sebagai pusat pengembangan ajaran Islam tertua di pantai barat Sumatera. 
 
Beberapa ulama terkenal, seperti alm. Syekh Burhanuddin, merupakan murid dari Khatib Sangko yang bermakam di Pulau Angso Duo, yang saat ini lebih dikenal sebagai 'kuburan panjang'.
 
Pendidikan dengan nuansa Islam telah berkembang di Pariaman jauh sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamirkan.
 
Kota ini telah menjadi tempat yang melahirkan tokoh-tokoh intelektual dan pemikir Islam yang berpengaruh. 
 
Melalui pengajaran dan penyebaran ajaran Islam yang dilakukan oleh ulama-ulama di Pariaman, nilai-nilai keagamaan dan moral dapat ditanamkan dalam masyarakat setempat.
 
Dalam menggali kekayaan sejarahnya, Pariaman juga telah melakukan berbagai upaya pelestarian warisan budaya. 
 
Pemerintah setempat telah menjaga dan merawat berbagai bangunan bersejarah yang ada di kota ini.
 
Beberapa situs bersejarah yang terkenal di Pariaman antara lain adalah Masjid Tuo, Masjid Jami Nurul Yaqin, dan Makam Syekh Burhanuddin.
 
Masjid Raya  yang didirikan pada abad ke 19 , merupakan salah satu contoh bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. 
 
 
Masjid ini merupakan peninggalan dari zaman Kesultanan Pariaman dan menjadi bukti nyata peran penting kota ini sebagai pusat perkembangan Islam di wilayah tersebut.
 
Selain itu, Pariaman juga terkenal dengan tradisi khasnya, yaitu 'Tabuik'. Tradisi ini dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam, yang biasanya bertepatan dengan peringatan hari Asyura. 
 
Tabuik merupakan upacara peringatan tragedi penyaliban Imam Husain, cucu Nabi Muhammad SAW, dalam Pertempuran Karbala.
 
Upacara Tabuik ini diadakan dengan penuh kesakralan dan diikuti oleh masyarakat setempat.
 
Prosesi pemindahan Tabuik dari Masjid Tuo ke pantai merupakan momen yang sangat diantisipasi. 
 
Ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan dan berpartisipasi dalam upacara ini, mencerminkan kekayaan budaya dan religiusitas yang ada di kota pariaman ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat