bdadinfo.com

Mengenal Danau Maninjau di Sumatera Barat, dari Kisah Legenda sampai Pemandangan yang Indah - News

Danau Maninjau (SiKamek)

Danau Maninjau (berarti "pemandangan" atau "peninjauan" dalam bahasa Minangkabau) adalah sebuah danau kaldera di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelahutara Padang, ibu kota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi dan 27 kilometer dari Lubuk Basung, ibu kota Kabupaten Agam.

Baca Juga: 3 Tradisi Unik yang Ada di Sumatera Barat, Salah Satunya Mirip Karapan Sapi di Madura

Danau Maninjau merupakan danau vulkanik yang berada pada ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut.

Danau Maninjau merupakan kaldera yang terbentuk akibat letusan gunung berapi besar yang menyemburkan material piroklastik sekitar 220-250 km3.

Kaldera tersebut terbentuk akibat letusan gunung api strato komposit di zonatektonik sistem sesar Sumatera yangdisebut Gunung Sitinjau. Hal ini terlihat dari bentuk perbukitan di sekitar danau yang seperti tembok.

Menurut sejarahnya, danau ini terbentu kakibat letusan gunung berapi Gunung Sitinjau yang terjadi sekitar 52.000 tahun lalu.

Kaldera itu terbentuk di area yang begitu luas dan kemudian berubah menjadi danau. Inilah yang terjadi pada Danau Toba di Sumatera Utara dan Danau Batur di Bali.

Di luar kacamata ilmiah, terdapat legenda tentang asal usul danau ini yang diwariskan secara turun-temurun di masyarakat setempat.

Legenda ini populer dengan sebutan "Bujang Sembilan" dan bercerita tentang sepuluh bersaudara yang terdiri dari sembilan bujangan dan satu perempuan

Alkisah ada seorang gadis yang jatuh cinta pada pemuda bernama Sigiran, namun kisah cinta itu berakhir dengan munculnya fitnah sembilan bujangan.

Para bujangan ini menuding hubungan keduanya melanggar batas norma sosial.

Dengan tuduhan yang dilontarkan oleh ke sembilan saudaranya, sang gadis beserta kekasihnya kemudian bersumpah. Keduanya akan melompat ke kawah Gunung Tinjau (Sitinjau) untuk membuktikan kesucian diri mereka.

Sebelum melompat, mereka berkata dengan lantang: jika bersalah, gunung tidak akan naik, tetapi jika keduanya tidak bersalah, gunung akan pecah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat