- Gondang Sabangunan, sebuah orkes tradisional khas dari suku Batak Toba di Sumatera Utara, tak bisa dipisahkan dari kehidupan mereka.
Gondang Sabangunan selalu hadir dalam berbagai kegiatan adat maupun ritual keagamaan suku Batak Toba.
Dalam pandangan Henry Spiller dalam bukunya "Gamelan: The Traditional Sounds of Indonesia," Gondang Sabangunan biasanya mengiringi tarian seremonial tortor atau adat ni gondang dohot tortor, suatu istilah lokal yang dikenal oleh Masyarakat Suku Batak Toba.
Baca Juga: Kota Pariaman Raih Sertifikat EBT Tabuik dan KIK Sulaman Kapalo Paniti Nareh dari Kemenkum dan HAM
Kehadiran gondang sabangunan tak lepas dari kelima alat musik pentingnya, yaitu lima taganing, satu gordang, tiga hingga empat ogung atau gong, satu hesek, dan sarune bolon (alat musik tiup).
Kelompok alat musik ini tergantung di atas balok atau rak kayu dengan tata letak tertentu.
Taganing memiliki peran yang sangat penting dalam pertunjukan musik gondang sabangunan.
Baca Juga: Buron 8 Tahun Usai Bacok Istri hingga Tewas, Pria Lampung Tengah Keciduk di Kalimantan
Sebagai pembawa melodi dan ritme variabel, taganing juga berfungsi sebagai dirigen yang memberikan aba-aba dengan isyarat-isyarat ritme kepada seluruh anggota ansambel.
Selain itu, taganing juga dianggap memiliki kedudukan yang tinggi dalam kepercayaan lama orang Batak Toba, sejajar dengan dewa, karena mampu menyampaikan semua permohonan dan harapan kepada Debata Mulajadi Nabolon, penguasa tertinggi mikrokosmos dan makrokosmos.
Menurut Mauly Purba, musisi saat ini memainkan dua jenis gondang sabangunan, yaitu ansambel minus odap dan ansambel lengkap seperti dimainkan anggota Parmalim, organisasi keagamaan yang menjaga keutuhan kepercayaan asli Batak.
Baca Juga: Cara Unduh GB WhatsApp: Memperkaya Fitur Pesan Anda dengan Aman
Musik yang dimainkan pada kedua jenis ansambel tersebut memiliki kesamaan.
Sementara itu, gordang berfungsi sebagai instrumen ritmik dan bass dalam kelompok gendang pada gondang sabangunan.