bdadinfo.com

Benteng Kuto Besak, Jejak Megah Kesultanan Palembang yang Tetap Kokoh Menembus Waktu - News

Benteng Kuto Besak memiliki panjang sekitar 288 meter dan lebar lebih dari 187 meter. Ini jadi bagian dari perjalanan Kesultanan Palembang usai runtuhnya Kerajaan Sriwijaya (Ist)

 

- Kerajaan Sriwijaya runtuh pada abad ke-13. Kala itu, sebagian wilayah di Sumatera Selatan sempat tak bertuan hingga disebut menjadi sarangnya bajak laut.

Disitat dari Indonesiakaya.com, kondisi itu juga terjadi di Palembang, berbeda dengan masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya.

Namun, beberapa tahun setelahnya, berdirilah Kesultanan Palembang Darussalam, sebuah kerajaan yang memiliki pengaruh besar dalam pengembangan ajaran Islam di nusantara.

Baca Juga: Hadiri Tabligh Akbar di Kota Padang, Ustaz Adi Hidayat Ingatkan Warga agar Konsisten ke Masjid

Kesultanan ini lahir pada abad ke-18 dan menjadi tempat bermartabat bagi beberapa tokoh Islam, termasuk Sultan Mahmud Badaruddin II, yang berjuang melawan penjajah Belanda.

Kesultanan Palembang juga meninggalkan warisan bersejarah yang masih bisa kita saksikan hingga kini.

Salah satunya adalah Museum Sultan Mahmud Badaruddin II dan Benteng Kuto Besak, yang berada di sebelah baratnya.

Baca Juga: Ini Daftar Hari Baik di Bulan September 2023 Menurut Kalender Jawa, Catat Sebelum Bikin Hajatan!

Benteng Kuto Besak, sebuah monumen megah, memiliki peran penting dalam sejarah Kesultanan Palembang, terutama sebagai benteng pertahanan dari serangan penjajah asing.

Bangunan megah ini memiliki ukuran panjang sekitar 288 meter dan lebar lebih dari 187 meter, dirancang untuk melindungi Keraton Kuto Baru dan Keraton Kuto Lama yang berada di dalamnya.

Pembangunan Benteng Kuto Besak dimulai pada tahun 1780, pada masa kekuasaan Sultan Mahmud Badaruddin I, yang berkuasa dari tahun 1776 hingga 1803.

Baca Juga: Benarkan Sopir yang Tabrak Bocah 5 Tahun di Lampung Adalah Anggota DPRD, Kasatlantas: Dia Tak Hati-hati

Setelah masa kekuasaannya berakhir, Sultan Mahmud Badaruddin II melanjutkan pembangunan benteng hingga akhirnya selesai pada tahun 1821.

Menariknya, Benteng Kuto, Besak mengadopsi gaya arsitektur bangunan Perancis, dengan penggunaan bahan baku batu kapur yang diimpor dari Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat